Kemarin, 3 November 2009,
di Posyandu Sakura,
Kampung Kedep, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri Bogor,
tidak jauh dari Cikeas sana,
155 balita, ibu hamil dan lansia tidak sejahtera,
telah tersentuh kepedulianmu,
selama minimal 6 bulan,
dengan bubur kacang ijo dan telur rebus,
untuk memancing keberdayaan masyarakat mampu di sekitarnya,
untuk memancing keberdayaan belasan pabrik di sekelingnya,
untuk memancing keberdayaan punggawa pemerintah
untuk memancing tokoh masyarakat di lingkungan sana
agar selalu ingat di saat duduk berdiri dan berbaringnya
lalu segera bertindak
untuk peduli kepada saudaranya yang tidak sejahtera,
yang karena miskinnya tidak lagi peduli asupan gizinya,
Kepada sahabat-sahabat sebangsaku di Athena,
negeri tempat lahir budaya besar Yunani,
izinkan aku mewartakan,
posyandu itu sebenarnya mau ditutup,
karena pengurusnya tidak kuat menanggung biaya
padahal itu sekadar telur dan kacang ijo saja
sementara masyarakat mengacuhkannya,
bahkan ada yang bilang, posyandu ditutup saja.
Betapa sedih,
sementara banyak rumah ibadah makin cantik,
sementara vocer telepon terjual seperti air mengalir,
urusan tetangga tidak sejahtera,
menunggu datang malaikat sepertimu.
Kepada sahabat-sahabat sebangsaku di Athena,
negeri dengan sejuta pesona purba,
izinkan pula aku menambahkan,
di belakang rumah tempat posyandu itu,
ada gubug reyot hampir roboh, dan akan roboh, kata tetangganya,
kalau ada angin besar sedikit saja
sementara pemiliknya yang janda jompo tua miskin, sakit pula,
tidak bisa berbuat apa-apa,
karena anaknya hanyalah pekerja harian pabrik,
yang hanya berupah sebatas untuk makan keluarganya saja,
Betapa sedih,
sementara baju makin berwarna-warni,
sementara mobil bagus makin berseliweran,
sementara motor genit makin meraung-raung,
sementara mal terang benderang makin padat pengunjung,
si jompo tua miskin sakit, pemilik rumah hanya pasrah,
karena saudara dan tetangganya belum berbuat apa-apa,
Kepada sahabat-sahabat sebangsaku di Athena,
negeri dengan tumpukan dokumen tebal sejarah tua,
izinkan aku berharap,
seperti halnya engkau mudah-mudahan juga berharap
semoga Tuhanmu, Tuhanku, Tuhan kita semua,
tidak marah lantas turun tangan sendiri,
karena manusia tidak totalitas menjadi khalifahNya,
sehingga hanya mengurusi kemegahan bangunan ibadah saja,
sehingga hanya mengurusi seremonial agama saja,
sehingga hanya mengurusi keluarga dan harta bendanya saja,
sehingga hanya mengurusi politik dan kekuasaan saja,
sehingga hanya menggunjingkan sinetron dan isyu-isyu media saja,
lupa tidak mengurusi tetangga dekatnya yang tidak sejahtera,
Kepada sahabat-sahabat sebangsaku di Athena,
di negeri dengan sejumlah filosof terkenal dunia,
izinkan aku mengakhiri suratku ini.
dengan ucapan terima kasihku,
semoga upayamu untuk memberi
dan menganjurkan memberi orang tidak berpunya,
walau belum menjangkau 4 juta balita dan 30-an juta orang miskin Indonesia
adalah pertanda tidak mendustakan agama,
semoga keihlasanmu untuk mengurusi yang dianggap kecil itu
adalah pelengkap syarat manusia bertakwa,
yang telah diberiNya janji akan dianugerahi rahmat dan sejahtera
ketika dihidupkan, dimatikan dan dibangkitkan kembali.
Gunung Putri, Bogor, 5 November 2009.
Jon Posdaya/Sri Posdayawati/Sastrawan Batangan,
http://www.mariberposdaya.blogspot.com
Catatan :
Komunitas masyarakat Indonesia di Athena Yunani, sejak Oktober 2008 telah bergotong royong membantu gizi 220 orang balita/ibu hamil/lansia prasejahtera di Posyandu Teratai di Kampung Kedep, RW 19, Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sejak November 2009 ini, bantuan ditambahkan lagi untuk 155 orang di Posyandu Sakura di Kampung Kedep, RW 21 di desa yang sama. Bantuan untuk masyarakat prasejahtera itu berupa dana yang diberikan kepada pengurus posyandu untuk membiayai pembuatan bubur kacang ijo dan telur rebus.
Di desa tersebut terdapat puluhan pabrik yang CSR-nya belum dirancang untuk memberdayakan masyarakat agar peduli gizi anak kecil yang kalau tidak dijaga kestabilannya sejak dini, akan berpotensi menjadikan anak-anak tersebut bodoh yang di kemudian hari akan menyebabkan masalah besar bagi perikehidupan berbangsa dan bertanah air. Beban besar bagi anak-cucu manusia Indonesia di masa depan karena keproduktifan anak pintar (sebagai dampak dari gizi yang tercukupi) terganggu oleh ketidakproduktifan anak bodoh (karena kurang gizi) yang biasanya pula cenderung gampang terprovokasi untuk merusak hasil-hasil produksi bangsa.
Kordinator pengurus posyandu yang mengorganisasikan kegiatan di kedua posyandu tersebut adalah : Ibu Ade Siti Hayati (Posyandu Teratai, 021-8675061), Ibu Sanih (Posyandu Sakura, 0817-66037)