Senin, September 14, 2009

Melalui 150 Guru Agama, Paling Tidak 10 Ribuan Siswa Di Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo Dan Sumenep Diharapkan Berdayakan Diri Cegah Kemiskinan

Hikmah Pelatihan Pemahaman Kitab Suci (Al Quran) Dan Al Hadits Untuk Para Guru Agama / Fasilitator Pemberdayaan, Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, 8 Agustus 2009.


Asal Muasal

Kemiskinan dan kebodohan tak disangsikan lagi telah menyebabkan ketidakstabilan dalam perikehidupan manusia. Karena miskin dan bodoh, banyak timbul keonaran di muka bumi ini sehingga semuanya merugi termasuk orang yang ”kaya” dan pintar” . Tindakan untuk mengatasinya bukannya tidak pernah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Pernah dan sering. Namun kenyataan menunjukkan bahwa tindakan-tindakan itu seringkali hanya didasarkan pada pendekatan teknis, ekonomis dan sosial saja. Belum menyentuh persoalan yang paling mendasar, yakni jiwa yang menjadi basis untuk mengubah kondisi miskin dan bodoh itu. Baik jiwa si miskin dan bodoh maupun jiwa si kaya dan pintar, dua-duanya belum banyak tersentuh. Dan karena jiwa belum tersentuh itulah maka bergulirlah kemiskinan dan kebodohan yang ujung akhirnya adalah kerusakan.



Lantas bagaimana solusi yang lebih baiknya ? Sederhana saja, yaitu mengkaitkan kegiatan teknis, sosial dan ekonomis yang selama ini telah dilakukan dengan pendekatan religius yang “menyentuh” jiwa sehingga si miskin dan bodoh mau dan mampu mengeluarkan dirinya sendiri dari kondisi miskin dan bodohnya sementara yang kaya dan pintar mau dan mampu memberdayakan dirinya untuk ikut memfasilitasi si miskin dan bodoh itu. Kedua golongan itu bertemu bukan untuk bertentangan tetapi justru bersinergi.

Berdasarkan pengamatan di berbagai tempat, pendekatan ini relatif ”mujarab” karena menghasilkan manusia-manusia lokal yang menyadari bahwa pada dirinya terdapat hak orang miskin dan menyadari bahwa selain memberi juga harus menganjurkan atau mengajak orang lain untuk memberikan sebagian hartanya (termasuk pemikiran dan tenaganya) kepada orang lain yang tidak mampu. Karena kehadiran jenis manusia seperti ini di lokasi masing-masing, maka penanganan kemiskinan tidaklah harus menunggu turun tangannya orang dari tempat jauh. Manusia-manusia yang telah sadar diri di lokasi itulah yang lebih dahulu turun tangan menanganinya dengan cara mengajak kawan atau keluarga dekatnya untuk turut serta memberikan kontribusinya.

Karena tidak mungkin pendekatan model ini bisa dilakukan secara keseluruhan dalam waktu yang singkat maka mau tidak mau prioritas mesti dilakukan. Dalam hal ini sangatlah penting peran guru agama sehingga merekalah yang perlu didahulukan dalam gerakan pemberdayaan masyarakat tersebut. Melalui guru-guru agama inilah diharapkan penularan “virus berbuat baik’ bisa dilkukan lebih cepar.


150 Guru Agama Mengikuti Pelatihan Paham Qurani Komunitas Hatibening


Berdasarkan pemikiran seperti disebutkan di atas, Komunitas Hatibening yang berkedudukan di Surabaya bekerjasama dengan tokoh pemberdaya Arief Mulyadi dari Bogor, menyelenggarakan pelatihan sehari Paham Qurani pada tanggal 8 Agustus 2009 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.

Kegiatan yang diketuai Maskur Handoyo - tokoh pemberdaya di Gresik - ini diikuti oleh 150 orang (guru agama dari sejak TPA sampai dengan SLTA dan fasilitator pemberdaya berbasis masjid) yang berasal dari Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo dan Sumenep.

Tujuan utama Pelatihan Paham Qurani ini :

  • Membantu para guru, khususnya guru agama dengan berbagai modul pemahaman Al Quran dan Al Hadits untuk disampaikan kepada para siswanya dengan cara mudah sembari tetap pararel mempelajari bahasa Arab sehingga makin mendalam pengetahuannya tentang keaslian Kitab Allah itu.
  • Membantu para orang tua di sisa umurnya yang kesulitan mempelajari bahasa Arab untuk lebih cepat memahami Al Quran dan Al Hadits – sebelum keburu mati- melalui terjemahannya sembari tetap mempelajari Al Quran dan Al Hadits dalam bahasa aslinya.
  • Meminta bantuan para ahli hadits untuk mencari berbagai hadits yang sesuai dengan ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan masalah perikemanusiaan.
  • Mewujudkan keberdayaan diri masing-masing untuk berbuat baik dan mendorong orang lain untuk berbuat kebaikan karena Allah mempersyaratkan bahwa pemahaman Al Quran dan Al Hadits baru bisa diperoleh jika seseorang yang bertakwa selalu berbuat kebaikan.

Metode yang digunakan dalam pelatihan tersebut adalah ayat dijelaskan oleh ayat lainnya dengan menggunakan Al Quran Madinah (Al Quran terjemahan yang telah dilegitimasi oleh Raja Arab Saudi) serta Al Hadits sebagai tambahan referensinya. Dengan cara ini interpretasi manusia bisa dihindari agar tidak salah tafsir

Pelatihan gratis ini disponsori oleh beberapa ihwan yang menyadari bahwa kemiskinan dan kebodohan menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja. Dan agar tanggung jawab tersebut disadari secara bersama, maka peran sentuhan kalbu oleh firman-firmanNya amat diperlukan.


Paling Sedikit 10 Ribu Siswa Semoga Tetular


Dengan ikut sertanya 150 orang guru ini dalam pelatihan ini, maka tercatat paling sedikit 10 ribuan siswa binaan para guru tersebut yang bakalan akan menerima materi yang sama. Diharapkan dengan sedari kecil atau sedari dini mereka belajar memahami Al Quran dan Al Hadits, peran mereka sebagai manusia yang membawa rahmat bagi lingkungannya akan meningkat. Khususnya dalam menangani masalah kemiskinan yang masih meliputi sekitar 17 persen bangsa Indonesia.

Sebagai catatan, kegiatan pelatihan Pemahaman Qurani (Pemahaman Al Quran dan Al Hadits) berbasis berbuat baik untuk para guru agama itu sebelumnya telah dilaksanakan di berbagai kota. Antara lain di Banten, Palembang, Purworejo (Jateng), Bandung, Jakarta. Sementara itu pelatihan yang sama untuk umum juga telah berlangsung di banyak tempat di Indonesia. Keseluruhannya ditujukan agar jiwa bangsa Indonesia tersentuh untuk memberdayakan dirinya menangani kemiskinan dan kebodohan sebagai wujud memahami Kitab Suci Allah.

Sastrawan Batangan / Jon Posdaya / Sri Posdayawati, September 2009 / http://www.mariberposdaya.blogspot.com


Catatan :

  • Fasilitas gratis yang diberikan berupa uang saku sebagai ganti transportasi, materi pelatihan dan peralatan tulis, Al Quran dan terjemahannya dan cd program Qurani karya almarhum Teddy Chandra serta konsumsi (makan siang dan makanan ringan).
  • Panitia : Maskur Handoyo (Ketua), Edy Yusuf (Wakil Ketua), Yusron Hidayat (Sekretaris I), Moch Basori (Sekretaris Ii), Heruwati (Bendahara I/Acara), Masrul (Bendahara Ii/Dana), Zainuri (Dokumentasi & Publikasi), Ny. Masrul (Konsumsi), Makhin (Perlengkapan), Aji Setiyo (Transportasi), Imron (Umum)
  • Penjelasan lebi lanjut dapat diperoleh dengan menghubungi : 1) Edy Yusuf, Jl. Laksda M Nazir 29, Blok E-18 Lantai 2, (031) 3281019, Fax. (031) 3282964 Surabaya, 2) Nuryanto, Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo 999, Sumber-Desa Kembangan, Depan Kpu Gresik, (031) 72405115,Hp:081330013383, Email:Remajapedulisesama@Yahoo.Com, 3) Yusron Hidayat, Jl. Diponegoro Jetis Gg. 2/55, (031)8952786, Sidoarjo, 4) Zulkifli, (031)71647592, Hp: 085231304191, Sumenep Madura, 5) Email: Hatibeningku@Gmail.Com, Hatibeningku.Wordpress.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar