Sabtu, Mei 23, 2009

Posdaya | Bermain Sambil Belajar (BSB) Model Alang-alang |

Ajang pemberdayaan segala umur agar mandiri, kreatif, produktif, berjiwa kasih sayang.


1. Alang-alang, tumbuh kuat mengisi kekosongan untuk mencegah erosi


Mereka tidak mau merambah lahan yang telah berair. Mereka tidak pula mau menjajah lahan yang telah ditakdirkan berbatu. Mereka hanya mau tumbuh di lahan yang dianggurkan, dibiarkan kosong oleh manusia. Agar apa ? Agar tanah tidak langsung kena air hujan sehingga terjadi erosi. Dan begitu tumbuh, menakjubkan sekali karena dengan cepatnya mereka berbiak, merambah ke mana-mana. Mereka mau bersama tanaman apa saja. Namun sayangnya, peran ini banyak disalahartikan. Mereka sering dipojokkan sebagai tanaman pengganggu alias gulma alias hama tanaman. Padahal selain berguna sebagai penutup lahan kosong, ternyata mereka mampu memberi manfaat sebagai obat dan sebagai pakan ternak.


Itulah alang-alang atau alalang atau halalang, dan sejumlah nama lokal lainnya. Sejenis rumput - berdaun tajam dengan tuas panjang runcing bersisik yang berbiak cepat - ini ternyata rimpang atau akarnya mampu melembutkan kulit, meluruhkan air seni, membersihkan darah, menambah nafsu makan, menghentikan perdarahan, mengobati penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi, penyakit syaraf dan kurap. Sementara itu semua bagian tumbuhannya dapat digunakan sebagai pakan hewan dan bahan kertas.

Perilaku yang tegar, kuat, mau bersama, merambah ke mana-mana menutupi kekosongan untuk mencegah kerusakan (erosi) dan memberi manfaat itulah yang dilihat dan diambil hikmahnya oleh Melati Djunaedi dan suaminya Asiaaf K Oetomo. Dan karena tertarik dengan perilaku itulah maka pasangan suami isteri ini mengabadikan alang-alang ini sebagai nama bagi yayasan di bidang PLS (pendidikan luar sekolah) yang mereka dirikan.

Mengapa tertarik berkiprah di bidang pendidikan luar sekolah ? Melati dan Asiaaf melihat kenyataan bahwa banyak warga masyarakat – karena berbagai sebab, terutama karena kemiskinan dan kebodohan - masih terpinggirkan sehingga tidak dapat menikmati pendidikan yang berkualitas. Padahal mereka punya hak yang sama seperti halnya anak bangsa lainnya. Padahal mereka punya potensi dasar yang sama untuk bisa berkembang yang kalau dibiarkan akan berbalik menjadi destruktif. Atas dasar inilah kedua orang ini terpanggil untuk berkontribusi mengisi kekosongan itu. Namun mereka sadar bahwa tidak mungkin semua cabang kegiatan PLS dapat mereka kerjakan sehingga mereka memilih untuk menyelenggarakan kegiatan BSB (Bermain Sambil Belajar).


2. Falsafah BSB Plus

Pengalaman membuktikan bahwa pelajaran apa pun akan diserap dan dipahami dengan tingkat keberhasilan yang tinggi manakala materi yang sampai kepada penerimanya diperoleh dalam keadaan bebas dari tekanan. Atas dasar inilah kemudian lahir metode pelajaran yang disebut permainan (game)

Walaupun pengertian bermain banyak diartikan sebagai ‘tidak serius’ atau ‘tidak disiplin’ tetapi bermain sesungguhnya bukanlah ’main-main. Mengapa demikian ? Dalam melaksanakan bermain seseorang akan berkonsentrasi penuih – karena ia melakukannya dalam keadaan nyaman dan senang – namun sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya masing-masing. Oleh sebab itu bermain boleh dikatakan jauh dari tekanan dan paksaan, yang akan menghambat diterimanya sesuatu, baik ilmu maupun keterampilan.

Bermain adalah suatu keadaan di mana semua pihak yang terlibat berada dalam suasana yang nyaman, bersahabat dan menyenangkan. Keadaan seperti ini akan tercipta melalui ‘ruang’, ‘waktu’, ‘arahan’, fokus dan konsistensi.

Bermain disajikan dalam bentuk-bentuk permainan yang tetap mengacu kepada tujuan tertentu. Misalnya saja, pengenalan warna-warna melalui gerakan, lagu dan contoh-contoh yang ada di sekitar. Atau bisa pula pengenalan bentuk melalui menggambar bulatan sebagai bentuk dasar.

Melalui pendekatan bermain ini , subyek yang bisa dilibatkan dalam proses belajar akan meliputi semua usia. Mulai dari anak-anak sampai dengan usia lanjut (lansia)


3. Riwayat BSB+ Alang-alang

Melati dan Asiaf mengawali kiprah mereka di Condet Jakarta Timur sembilan tahun yang lalu. Tak lama berada di sana karena atas berbagai pertimbangan, mereka kemudian pindah ke sebuah villa – milik kawan baik mereka - di lokasi yang sejuk di Desa Cilember Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Di sana banyak sekali villa yang pemiliknya kebanyakan tinggal di Jakarta namun di sekitarnya banyak masyarakat kampung yang relatif termarjinalkan. Cukup lama Alang-alang beroperasi di tempat itu sampai akhirnya mereka harus pindah ke villa lain di Desa Jogjogan di kecamatan yang sama.

Baik selama bermarkas di Cilember maupun saat berpusat di Jogjogan, kegiatan BSB Yayasan Alang-alang makin tumbuh dan berkembang. Dari kedua tempat ini lahir lah banyak BSB+ milik sendiri dan BSB+ binaan. Dan pada tahun 2009 ini, Yayasan Alang-alang, yang sudah memiliki gedung sendiri seluas 300 m2 (2 tingkat) di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, mempunyai 13 lokasi kerja baik milik sendiri maupun binaan (dengan pola kerjasama). Ketigabelas lokasi tersebut adalah :
  1. BSB+ Serambi Utama (Cipayung, Bogor),
  2. BSB+ di Megamendung,
  3. BSB+ Saung Gunung (Jogjogan, Cisarua),
  4. BSB+ Lebah Madu (Cigombong, Bogor),
  5. BSB+ Yayasan Tunas Bangsa (Cipanas),
  6. BSB+ Matahri (Depok),
  7. Astuti Center (Cinangka Depok),
  8. BSB+ Kelinci (Ciawi, Bogor),
  9. Perpustakaan+ (Ciawi, Bogor)
  10. Rumah Kait (Ciawi, Bogor),
  11. BSB+ di Lahat
  12. BSB+ di Palembang.
  13. Rumah Pintar Stasiun Ilmu (Stasiun KA Tanjung Priok Jakarta yang diresmikan Ibu Negara Ny Hj Ani SBY tanggal 28 April 2009),
Menurut laporan yang ada, jumlah peserta yang masih aktif di BSB+ Alang-alang dan binaannya pada saat ini adalah 672 orang anak-anak, 103 orang tua dan 202 orang jompo (tidak termasuk binaan di Palembang dan Lahat). Menurut Melati, 45 orang di antara mereka yang telah lulus SLTA.

Jenis kegiatan apa saja yang diberikan kepada masyarakat oleh Yayasan Alang-alang pada saat ini? Paling tidak saat ini terdapat 11 dari 12 jenis kegiatan BSB+ yang sudah dikerjakan oleh yayasan tsb yaitu :
  1. BSB+ anak-anak
  2. Perpustakaan BSB+
  3. BSB+ - kelompok remaja produktif (repro):
  4. BSB+ - orang tua peserta (orta):
  5. BSB+ - taman pendidikan al Qur’an (TPA):
  6. BSB+ - silaturahmi:
  7. BSB+ - peduli pendidikan:
  8. BSB+ - berzakat:
  9. BSB+ - peduli kesehatan:
  10. BSB+ - Rumah Keluarga Akrab Imam-Takwa (Rumah K.A.I.T.):
  11. BSB+ - Pelatihan Calon Pembimbing (PCB):
  12. BSB+ - Pelatihan Home-Service Provider (PHSP) (baru rencana)

4. BSB+ Anak-anak


Kemampuan motorik akan berkembang menjadi suatu keterampilan motorik tertentu tergantung sejauh mana seseorang mendapat berbagai pengalaman gerak dari lingkungan di sekitarnya. “Tubuh yang selalu aktif bergerak, tidak hanya berpengaruh pada kondisi fisik, tapi juga pada kondisi psikologis, intelektual dan sosialnya. Anak-anak pun bakal mempelajari segala sesuatu yang ada di dunia melalui aktivitas motorik sesuai dengan tahapan perkembangan psikomotoriknya.” Kata Melati sebagaimana dilaporkan Rahmawati dalam majalah KBI Gemari, 21 October 2005

Dwi, seorang pembimbing di Yayasan pada kesempatan yang sama menyatakan kepada Rahmawati bahwa atas dasar perlunya aktivitas motorik itu maka materi yang disajikan di Yayasan Alang-Alang berbeda dengan pendidikan dasar pada umumnya. Delapan puluh persen berupa permainan dan duapuluh persen berupa pengetahuan di mana dalam setiap permainan selalu ditanamkan maksud dari permainan itu kepada anak-anak

Dalam hal ini pengetahuan anak-anak dalam menangkap beragam jenis permainan dan lagu pun dikaitkan dengan ajaran agama. Melalui lagu ’Satu Nusa Satu Bangsa’ misalnya, kepada anak dikenalkan budaya Nusantara sehingga mereka tidak merasa aneh dengan adanya perbedaan antara peserta yang satu dengan yang lain. Oleh sebab itulah mereka akan terhindar dari saling mengolok-olok karena adanya perbedaan suku, agama, budaya dan kelompok. Mereka memahami hal ini setelah membaca firman Allah (surat 49/ Al Hujuraat ayat 11).

Masih banyak permainan lainnya yang dikaitkan dengan ajaran Illahiah. Beberapa di antaranya adalah :
  • Aku harus banyak teman (QS 4:1, 39:13, Hadits Bukhari & Muslim )(7-12 thn)
  • Aku harus peduli kepada orang lain (QS 49:13) (7-12 thn)
  • Aku harus berpikir kreatif (QS 49:13) (7-12 thn)
  • Aku harus waspada (QS 49:6)(7-12 thn)
Selain diberikan berbagai materi untuk pembentukan moral dan mental anak, dalam setiap kegiatan bermain sambil belajar plus juga disajikan berbagai aktifitas yang disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta serta lingkungan. Aktivitas yang dimaksud antara lain :
  • Merawat dan menjaga kebersihan, kesehatan serta kerapihan penampilan diri;
  • Memperhatikan, membersihkan, merawat, menjaga kebersihan lingkungan di dalam dan di luar tempat aktifitas;
  • Membantu persiapan aktivitas harian ataupun kegiatan khusus di tempat maupun di luar lingkungan tempat Bermain Sambil Belajar Plus;
  • Memimpin doa awal dan akhir setiap kegiatan rutin secara bergilir diantara peserta;
  • Menjaga, merawat, serta mengembalikan peralatan usai setiap kegiatan;
  • Melaksanakan kegiatan dengan sikap yang tidak mengurangi kegembiraan, kenyamanan, keamanan bersama maupun individu;
  • Menerima tugas supervisi dan kepala kelompok secara bergilir, dan calon petugas dipilih oleh kelompoknya masing masing;
  • Mengikuti acara silaturahmi, dan berbagai kegiatan kebersihan dan pemeliharaan lingkungan tempat tinggal, khususnya dimulai dengan rumah teman sesama peserta;
  • Membuat /mengisi buku kegiatan pelaksanaan sembahyang;
  • Menzakatkan harta yang dimiliki dan dikaruniakan Allah Maha Pemurah, setiap saat;
  • Melaksanakan janji tertulis dalam buku berbuat baik;
  • Mengumpulkan data yang diperlukan untuk bantuan kesehatan, pendidikan, pangan dari tetangga terdekat;
  • Mengurangi sampai dengan tidak jajan, khususnya jajanan yang tidak dapat dipastikan mutu pengolahan maupun nilai gizi;
  • Memiliki pedoman – “hari ini lebih baik daripada kemarin - besok lebih baik daripada hari ini”.

5. Perpustakaan BSB+


Banyak perpustakaan atau taman bacaan masyarakat tidak bertahan lama. Setelah ditelusuri ternyata yang menjadi penyebabnya adalah kurang kenanya konsep dasar yang selama ini mereka jadikan patokan yaitu “Gemar Membaca”. Konsep ini didasari oleh asumsi bahwa jika seseorang telah terbiasa membaca maka ia akan mau belajar lagi. Padahal kenyataannya tidak demikian. Mengapa ? Ternyata kebanyakan buku atau risalah yang ada tidak cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu kebanyakan perpustakaan “dijaga” oleh orang yang hanya bertugas mengawasi dan merawat materi bacaan saja. Tidak secara aktif membimbing para pengunjung untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Sebagai salah satu solusi, Perpustakaan BSB+ menawarkan konsep ‘gemar informasi’ yang diharapkan akan memotivasi para pengguna untuk tidak sekadar gemar membaca, namun membangun kebiasaan yang menjadikan dirinya produktif dan aktif dalam memperoleh pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupannya sehari-hari. Dan setelah seseorang mengetahui bahwa informasi banyak dapat diperoleh melalui bacaan, maka membaca baginya akan menjadi kebutuhan pokok.

Berangkat dari konsep ini, Perpustakaan BSB+ menyediakan pustakawan berdedikasi yang disamping memiliki kualifikasi kepustakaan, ia juga berkemampuan mengembangkan program. Ukuran kemampuan ini di antaranya adalah dapat membuat berbagai proyek berdasarkan buku atau informasi yang ada sehingga mendorong dan memotivasi pengguna untuk tidak hanya sekadar membaca, namun juga tergerak dan terbiasa untuk melakukan penelitian dan menulis. Sementara pada kesempatan lain, pustakawan tersebut, berbekal buku, akan berkeliling ke luar perpustakaan di lokasi BSB+ yang belum memiliki perpustakaan sendiri. Dan apabila memungkinkan, dapat pula ‘menjemput bola’ dengan cara mengunjungi warga masyarakat dengan tujuan memperkenalkan kegiatan perpustakaan.

Perpustakaan BSB+ yang saat ini dikelola Yayasan Alang-alang telah terdaftar di Jaringan Perpustakaan Anak 1001buku sejak awal tahun 2007. Perpustakaan ini menyediakan buku-buku dan risalah yang selektif, menghindari materi yang tidak bermanfaat, seperti komik atau buku cerita atau majalah hiburan.


6. BSB+ - Kelompok Remaja Produktif (RePro):


Kegiatan ini bukanlah sebuah balai latihan kerja, namun lebih menekankan sikap-sikap dasar praktis yang akan dapat menjadikan para remaja lebih adaptif dalam menghadapi tuntutan dan kebutuhan dunia pekerjaan.

Sebagaimana diketahui bahwa keterampilan didasari ilmu atau pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan akademis (teori) dan praktek tidak akan secara otomatis menciptakan kondisi siap kerja kalau perilaku mereka masih belum siap untuk itu. Dengan demikian diperlukan suatu proses untuk menyiapkan perilaku siap kerja yang tidak bisa diperoleh di sekolah-sekolah formal pada umumnya.

Dalam program ini, peserta didorong untuk memahami dan mempraktekkan kebersamaan dan sinergi, berdasarkan potensi setiap diri, baik secara individual mau pun berkelompok. Kepada para peserta diberikan berbagai kegiatan yang lebih menekankan kepada orientasi proses dan tidak dituntut untuk meraih suatu hasil dengan cepat. Dengan arti kata lain, para peserta akan menilai dirinya sendiri dan bukan mencari-cari penilaian dari orang lain.

Peserta akan menyadari bahwa dirinya harus ‘berusaha’ lebih baik; sesuai motto “Hari ini lebih baik daripada kemarin – Esok lebih baik lagi daripada hari ini”. Dengan demikian ia akan memiliki “self-esteem” dan rasa ‘percaya diri’ yang akan membuatnya lebih produktif, karena telah memiliki motivasi serta ‘kepandaian’ berinovasi dan berkreasi.


7. BSB+ - Orang Tua Peserta (OrTa):


Peran-serta Orang Tua dalam membangun keluarga yang sejahtera, sebagai unit terkecil dari suatu negara, dapat dikatakan sebagai faktor penentu. Oleh sebab itu BSB+ pun melibatkan para orang tua (OrTa) peserta dalam suatu program agar tidak terjadi kesenjangan dalam pengembangan anaknya yang telah memperoleh berbagai ketrampilan.

Dalam program ini, orang tua peserta khususnya para ibu diajak untuk mengamati kegiatan anak-anak mereka yang menjadi peserta BSB+. Melalui pendekatan ini mereka dapat memperhatikan, mempelajari, memahami dan menerapkannya di rumahnya masing-masing dan kemudian meneruskan kepada lingkungannya. Melalui pendekatan ini pula kemampuan kegiatan anak-anak mereka menjadi terdukung.

Selain itu mereka diberi pula sejumlah keterampilan dan wawasan yang berkaitan dengan upaya untuk menciptakan pendapatan tambahan dan manajemen rumah tangga. Keterampilan yang dapat diberikan kepada peserta terutama difokuskan pada pemanfaatan apa saja yang ada di sekitar mereka, seperti kain perca untuk membuat tas, hiasan, boneka, sarung teko, dan lain-lain. Pada dasarnya pelatihan ini berorientasi pada usaha membangun pola hidup yang produktif dan menjauhi kebiasaan konsumtif.

Termasuk dalam program tersebut adalah sejumlah penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh para ahli, yang di antaranya adalah dokter spesialis dan ahli gizi. Para ahli ini adalah sukarelawan yang telah menyadari bahwa menyedekahkan sebagian harta yang dimiliki itu bisa berupa berkontribusi dalam bentuk keahlian yang mereka miliki dalam konteks berlomba-lomba untuk berbuat baik.

Jadwal pertemuan dengan para OrTa berbarengan dengan skedul Bimbingan, tentunya bila ruang dan tempat memungkinkan.


8. BSB+ - Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA):


Kegiatan ini adalah kerjasama yang ditawarkan oleh Yayasan Alang-alang kepada lembaga-lembaga TPA yang sudah berjalan, dalam rangka memperkenalkan metoda BSB+. Kegiatan ini berupa pelatihan bagi guru-guru TPA/guru ngaji dengan materi berupa pemahaman kitab-kitab Allah (Paham Qurani) dan bagaimana melaksanakan praktek BSB+.

Berdasarkan pengalaman dengan sejumlah lembaga TPA yang telah menerapkannya, pada umumnya para ustadz dan ustadzah menjadi lebih mampu mengatasi sejumlah hambatan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak muridnya.


9. BSB+ - Silaturahmi:


Silaturahmi mempunyai manfaat yang sangat besar. Sejumlah pelajaran yang berharga dapat dipetik dari silaturahmi tersebut, dalam rangka memperkaya wawasan serta membangun kepekaan terhadap segala jenis ciptaan Tuhan, agar dapat menjadi rahmat bagi semesta alam. Oleh sebab itu dalam BSB+ kegiatan silaturahmi merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus diprogramkan.

Silaturahmi yang saat ini dilakukan antara peserta, pembimbing dan warga sekitar berlangsung sebulan sekali, secara bergiliran. Program yang diterapkan, antara lain adalah : hiburan, kebersihan dan perawatan lingkungan. Di samping itu, secara rutin pula dilakukan pendistribusian berbagai bentuk bantuan sembako, suplemen kesehatan, alat kebersihan pribadi, alat kebersihan rumah, dan sejenisnya yang ditujukan kepada peserta atau warga yang berdomisili di sekitar mereka.

Pada kesempatan tersebut, para peserta mengunjungi kaum duafa, panti asuhan anak yatim/piatu, para jompo, dengan tidak membatasi diri untuk bersilaturahmi dengan penganut kepercayaan/agama lain. Beberapa institusi lain yang dikunjungi adalah panti penyandang cacat (khususnya cacat ganda), kelompok anak jalanan/pemulung, sebagai sarana untuk dapat berbagi dengan sesama dan agar dapat mengenali lebih dekat berbagai aspek kehidupan.


10. BSB+ - Peduli Pendidikan:


Sebagai suatu lembaga yang memiliki sejumlah kegiatan internal, BSB+ juga perlu berkiprah secara eksternal sebagai bagian dari masyarakat lainnya, khususnya di dunia pendidikan. Caranya adalah dengan menyalurkan sebagian dari prasarana yang dimilikinya kepada lembaga pendidikan formal/non-formal lainnya atau kepada peserta yang sangat memerlukannya.

Kegiatan ini mencakup pemberian beasiswa atau material penunjang, seperti misalnya seragam sekolah, alat tulis, buku pelajaran, biaya transportasi, uang makan, biaya ekstra-kurikuler atau apa saja yang bermanfaat bagi siapa pun yang sangat membutuhkannya.

Dengan adanya kegiatan ini maka BSB+ menjadi lembaga yang inklusif atau non-eksklusif walaupun BSB+ sendiri masih membutuhkan banyak hal lain. Dengan kegiatan ini pula BSB+ akan merupakan lembaga yang juga memberikan kerahmatan bagi semesta alam.


11. BSB+ - Berzakat


Berangkat dari pengertian bahwa zakat bermakna mensucikan harta yang dimiliki, maka para peserta BSB+ diajak untuk membiasakan diri memberikan sebagian dari uang-jajan atau tabungan mereka, sebagai bagian dari melaksanakan perintah Tuhan.

Kebiasaan ini akan membangun kepekaan terhadap kelompok yang secara ekonomis berada di bawah mereka dan mendorong semangat dan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan diri agar dapat memberikan yang lebih banyak lagi dalam rangka memberdayakan kelompok yang kurang beruntung itu. Kegiatan ini sinkron dengan program posdaya (pos pemberdayaan keluarga) yang dewasa ini gencar digalakkan oleh berbagai kalangan semenjak digagas untuk pertama kalinya oleh Prof Dr Haryono Suyono.

Pada tataran berikutnya, kegiatan tersebut di atas akan meningkatkan budaya hidup yang berbasis pada kemanfaatan. Yaitu dengan cara mengatasi godaan untuk menguasai dan memiliki benda atau harta yang tidak bermanfaat atau yang di luar kebutuhan pokok.


12. BSB+ - Peduli Kesehatan:


BSB+ sebagai lembaga masyarakat tentu saja memiliki tanggung jawab sosial atau social responsibility. Dengan cara kerjasama dengan kelompok tertentu, kegiatan ini lebih dikhususkan kepada bantuan kesehatan bagi para penderita penyakit tertentu atau malnutrisi. Kontribusi diberikan dalam bentuk dana kesehatan untuk pengobatan atau rawat-inap atau donasi dalam bentuk in-natura alias makanan sehat; khususnya yang bersifat darurat.

Mengingat keterbatasan kemampuan, pos ini memang bukan prioritas utama. Dengan kata lain akan dilakukan bila ada warga masyarakat sejahtera yang hendak menyalurkan zakat mereka dan secara spesifik meminta agar disalurkan untuk keperluan khusus ini. Dalam pelaksanaannya, prioritas diberikan kepada kelompok warga masyarakat miskin yang termasuk kategori berpotensi untuk produktif.

Aspek penting dalam kegiatan ini adalah melakukan pendataan atau survei yang seksama sebelum melakukan pendistribusian agar maksud dan tujuan program dapat dipertanggungjawabkan.


13. BSB+ - Rumah Keluarga Akrab Imam-Takwa (Rumah KAIT)


BSB+ memperkenalkan konsep Rumah KAIT sebagai wahana untuk menghidupkan kembali suatu kelembagaan “ruang bersama” yang dimiliki, dimanfaatkan dan dikelola warga. Suatu pusat komunitas, yang terbuka dan bermanfaat sepanjang hari – 24 jam sehari – 7 hari seminggu.

Berdasarkan pengalaman, baik yang dialami sendiri maupun yang dialami para sahabat lainnya, dimana ketergusuran telah menjadi keseharian, Rumah KAIT akan menjadi solusi bagi tersedianya suatu tempat permanen bagi kegiatan produktif dan konstruktif dalam melaksanakan sejumlah kegiatan warga sebagai berikut :
  • Penyuluhan dan Pelayanan bagi Perempuan Usia Subur /PUS, Pasangan Suami Isteri (Pasutri), Ibu Hamil (BuMil); Anak dibawah Tiga Tahun (Batita); Anak dibawah Lima Tahun (Balita); Orang Tua (OrTa);dan Remaja Produktif (RePro);
  • Kegiatan BSB+ & BSBL+
  • Kegiatan Pemaknaan & Pendidikan Al Qur’an
  • Perpustakaan
  • Kegiatan Kesenian Lokal (Tari, Musik, dll.)
  • Kegiatan Kebogaan
  • Kegiatan lain terkait dengan pengembangan budaya setempat.
Perlu dipahami bahwa Rumah KAIT bukanlah suatu gedung serba guna yang bisa disewakan untuk perhelatan, kampanye politik atau kegiatan lain yang dapat mengganggu atau bahkan menghambat terlaksananya kegiatan-kegiatan diatas.


14. BSB+ - Pelatihan Calon Pembimbing (PCB):


BSB+ tidak akan pernah terwujud tanpa adanya pembimbing yang memiliki pengetahuan yang cukup serta teruji dan terlatih. Dan untuk memperolehnya diperlukan suatu ‘pendidikan’ khusus yang akan mencetak mereka, yaitu melalui Pelatihan Calon Pembimbing (PCB).

Pelatihan ini memang tidak mempunyai struktur yang kaku. Bagi seorang calon yang telah mempunyai pengalaman dalam berhubungan dengan anak-anak akan berbeda dengan yang belum pernah sama sekali. Namun, belum tentu pula seorang Guru TK, misalnya, akan menjamin keberhasilannya sebagai seorang Pembimbing, mengingat adanya hal-hal yang mungkin tidak diperolehnya melalui pendidikan formal serta ‘paket’ pencapaian target sebagaimana yang dipersyaratkan dalam penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak atau Pra-Sekolah.

Ketidakkakuan program pelatihan ini tertuang dalam kurikulum yang lebih mengedepankan pengalaman dan penjelajahan melalui serangkaian kerja praktek langsung kepada peserta dan calon peserta BSB+. Calon peserta adalah mereka yang sama sekali belum pernah mengenal program BSB+, sehingga perlu pendekatan dan sentuhan khusus sebelum mereka dapat bergabung dalam program bimbingan. Dan kaitannya dengan Pembimbing baru, khususnya yang berasal dari fasilitas BSB+ yang akan dibentuk, maka mereka akan menghadapi sejumlah permasalahan, termasuk beradaptasi terhadap berbagai hal yang baru, yang belum pernah mereka alami sebelumnya.

Fleksibiltas juga tercermin dalam penentuan lama waktu pelatihan, mengingat faktor dana yang sering menjadi hambatan. Tentunya, dengan lebih banyak waktu untuk menimba pengalaman dan mengolah penjelajahan, akan memberikan bekal lebih bagi Calon Pembimbing. Sedangkan dana, walau pun bukan rintangan besar, namun tetap dibutuhkan untuk menutupi biaya-biaya transportasi dari dan ke tempat pelatihan, konsumsi dan materi pelatihan. Insyaallah, berkat pertolongan Allah, maka faktor ini akan bisa diatasi, melalui kontribusi dari berbagai pihak yang peduli pencerdasan anak bangsa golongan marjinal.

Berdasarkan pengalaman, latar belakang edukasi formal dari para Pembimbing yang telah berhasil bukan hal yang perlu dipermasalahkan. Ada pun persyaratan utama untuk menjadi Calon Pembimbing dan kemudian akan menjadi Pembimbing yang tangguh dan dapat diandalkan, adalah rasa kasih sayang serta keteguhannya dalam memelihara kasih sayang itu. Dengan kasih sayang itulah, para Pembimbing akan mengatasi berbagai ujian dan cobaan yang menerpa mereka dalam menjalankan dan menyelenggarakan program BSB+.


15. BSB+ - Pelatihan Home-Service Provider (PHSP):


BSB+ PHSP adalah salah satu jawaban konkret dalam menyediakan tenaga terampil dalam bidang yang hingga saat ini di Indonesia belum dilirik secara profesional, yaitu ‘Butler’& ‘Governess’ services. Pada dasarnya, profesi tersebut masih disalahpersepsikan sebagai “pembantu rumah tangga” yang hina dan identik dengan perbudakan. Padahal menjadi asisten rumah-tangga atau petugas perawatan rumah dan taman atau assisten pembimbing anak serta penjaga dan perawat lansia, memerlukan keterampilan dan wawasan yang luas. Selanjutnya dengan meningkatnya jumlah keluarga sejahtera di Indonesia, terlebih lagi dengan datangnya era globalisasi di mana maka kedatangan orang asing ke Indonesia makin banyak maka kebutuhan akan profesi ini akan meningkat secara signifikan di masa mendatang.

BSB+ PHSP pada saat tulisan ini dibuat, memang belum terealisir, namun memiliki potensi masa depan yang amat besar. Program ini menyajikan sejumlah pelatihan bersertifikat berdasarkan modul-modul yang terkait dengan berbagai jenis keterampilan (skill) tertentu; yaitu, antara lain, mengoperasikan serta merawat berbagai peralatan rumah-tangga modern seperti mesin cuci, mesin pendingin (refrigerator/freezer), alat-alat manual, elektrikal dan elektronik lainnya. Disamping kemampuan untuk berkomunikasi dengan pihak lain serta membuat jadwal repair/maintenance. Atau kemampuan untuk mengelola kas kecil rumah-tangga dengan menggunakan komputer yang mereka dapat gunakan pula untuk berkirim email dengan majikan. Dan banyak lagi keterampilan lainnya, yang merupakan bagian dari kehidupan modern.

Peserta program ini adalah ‘alumni’ program BSB+ yang sekurangnya memiliki ijazah pendidikan formal. Dan yang pasti, data dan informasi penting tentang mereka telah tersedia dan dapat dipertanggungjawabkan, termasuk sikap mental dan kredibilitas setiap pesertanya.


16. Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kegiatan Yayasan Alang-alang dan binaannya, pada saat ini secara permanen ada 12 orang staf pegawai yang terdiri dari 1 orang koordinator pembimbing, 6 orang fasilitator di lapangan, 1 orang tenaga perpustakaan, 2 orang pembimbing seni, 1 orang staf administrasi manajemen dan 1 orang home service.

Jadwal para pembimbing di lapangan relatif padat. Sabtu dan Minggupun mereka masuk karena menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada.

Secara teratur dan berkala, para Pembimbing di Yayasan Alang-alang dari waktu ke waktu memperoleh kesempatan untuk mengikuti sejumlah kegiatan dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan pengembangan kepribadian, baik in-house maupun eksternal. Pelatihan tersebut meliputi antara lain:

• Pemahaman Kitab Suci (Al Qur’an; dll)
• Manajemen & Perencanaan;
• Public Speaking;
• Grooming & Appearance;
• Keterampilan Olah Tubuh, Seni Tari, Seni Musik, Seni Rupa, dll.;
• Outbound & Outdoor Survival Activities;
• Kunjungan ke Situs Sejarah, Museum, Planetarium, dll.;
• Table Manners & Etiquette;
• Benchmarking.


17. Pendapat Masyarakat

Ayang dan Nabilla (9 tahun, siswa SD penduduk desa Bendungan Ciawi, peserta BSB Alang-alang sejak usia 4 tahun) ketika ditanya kesannya tentang BSB+ Alang-alang ini menyatakan bahwa mereka senang mengikuti program BSB+ ini. Alasannya, kata mereka, adalah tersedianya bacaan di perpustakaan yang susah mereka dapat kalau mengandalkan orang tua mereka. Di samping itu mereka senang karena BSB menjadikan mereka anak kreatif.

Ketika ditanya apakah banyak anak seusia mereka yang tidak ikut ? Mereka menjawab ”sedikit” dan itupun karena mereka malas. Dengan kata lain hampir sebagian besar anak-anak di kampung sekitar kantor Yayasan Alang-alang itu mengikuti program BSB.

Sementara itu menurut Suwardi, penduduk Desa Bendungan yang rumahnya tidak jauh dari gedung BSB Ciawi, kehadiran BSB+ Alang-alang amat membantu warga miskin. Terutama amat terasa bila mereka membutuhkan pendidikan TK untuk anak mereka yang tarip masuknya di situ mahal (mencapai Rp 1 juta). Manfaat lainnya dengan adanya Yayasan Alang-alang ini adalah waktu luang anak-anak menjadi terisi. Demikian pula waktu luang ibu-ibunya.


Sastrawan Batangan / Jon Posdaya, 23 Mei 2009


Referensi

  • Rahmawati, 2005. Astuty Center Ingin Memajukan Kegiatan Belajar Sambil Bermain 21 October 2005 KBI Gemari, diakses 20 Mei 2009
  • Anonim, 2006. Daftar Perpustakaan Aktif per 29 January 2006, Perpustakaan 1001buku, diakses 20 Mei 2009
  • Anonim, 2009. Ibu Ani Resmikan Rumah Pintar Stasiun Ilmu Tanjung Priok Selasa, 28 April 2009 dalam http://www.presidenri.go.id, diakses 20 Mei 2009
  • Anonim, 2009. Desa Banjarwaru terus menggeliat dari keterpurukan. , Radar bogor, 05-05-2009 13:16 WIB diakses 20 Mei 2009
  • Berbagai materi tertulis dan beberapa kali wawancara dengan pemilik yang terakhir tanggal 19 Mei 2009 di Kantor Pusat

Lampiran-lampiran


Lampiran-1 : Pengurus & Pembimbing Yayasan Alang-alang & Binaan (No, nama, Jabatan)

  1. Melati Djunaedi, Pendiri & Ketua
  2. Ismadi Dwiansyah, Koordinator Pembimbing
  3. Anna Effana, Pembimbing
  4. Siti Huzaemah, Pembimbing
  5. Nova Agnesha, Pembimbing
  6. Siti Wulannifah A, Pembimbing
  7. Nuralfianti, Pembimbing
  8. Suhartini, Pembimbing
  9. Sitta Alia Azizia, Perpustakaan
  10. Karina Maharani, Administrator Manajemen
  11. Silvia Erveliani, Kesenian
  12. Syamsudin Katjrit, Kesenian
  13. Daeng Ali Mahmud, Home service
  14. Irsan Siswanto U., Pemilik lokasi BSB+Serambi Utama, Cipayung
  15. Nasehati Nasucha, Pemilik lokasi BSB+Lebah Madu Cigombong
  16. Utary Tjandra, Pemilik lokasi BSB+ Saung Gunung, Jogjogan
  17. Rini Latief, Pemilik lokasi BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas
  18. Anita Wibisono, Pemilik BSB+ Matahari, Depok

Lampiran 2 : Jadwal Kegiatan BSB+ Yayasan Alang-alang (No, Hari, Waktu, Lokasi, Usia Peserta)

  1. Selasa, 09.00 - 11.00 WIB, BSB+ lebah Madu, Cigombong, Bogor, 3 - 6 thn
  2. Selasa, 09.00 - 11.00, BSB+ Serambi Utama, Cipayung, Bogor, 3 - 6 thn
  3. Selasa, 08.00 - 10.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 3 - 6 thn
  4. Selasa, 14.00 - 16.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 7 - 15 thn
  5. Rabu, 09.00 - 11.00, Rumah Pintar Stasiun Ilmu, Tjg Priok, Jakarta Utara, 4 - 6 thn
  6. Rabu, 08.00 - 10.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 3 - 6 thn
  7. Rabu, 14.00 - 16.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 7 - 15 thn
  8. Kamis, 09.00 - 11.00, Rumah Pintar Stasiun Ilmu, Tjg Priok, Jakarta Utara, 4 - 6 thn
  9. Kamis, 08.00 - 10.00, BSB+ Matahari, Depok, 3 - 6 thn
  10. Jumat, 09.00 - 11.00, BSB+ Kelinci, Ciawi, Bogor, 3 - 6 thn
  11. Jumat, 13.00 - 16.00, BSB+ Kelinci, Ciawi, Bogor, 7 - 17 thn
  12. Jumat, 09.00 - 11.00, BSB+ Saung Gunung, Jogjogan, Bogor, 3 - 6 thn
  13. Jumat, 13.00 - 16.00, BSB+ Saung Gunung, Jogjogan, Bogor, 7 - 17 thn
  14. Sabtu, 09.00 - 11.00, BSB+ Kelinci, Ciawi, Bogor, 3 - 6 thn
  15. Sabtu, 13.00 - 16.00, BSB+ Kelinci, Ciawi, Bogor, 7 - 17 thn
  16. Sabtu, 09.00 - 11.00, BSB+ Saung Gunung, Jogjogan, Bogor, 3 - 6 thn
  17. Sabtu, 13.00 - 16.00, BSB+ Saung Gunung, Jogjogan, Bogor, 7 - 17 thn
  18. Minggu, 09.00 - 11.00, Perpustakaan+, Rumah Kait Ciawi, Bogor, 7 - 9 thn
  19. Minggu, 13.00 - 16.00, Perpustakaan+, Rumah Kait Ciawi, Bogor, 10 - 17 thn
  20. Minggu, 08.00 - 10.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 3 - 6 thn
  21. Minggu, 14.00 - 16.00, BSB+ Yayasan Tunas Bangsa, Cipanas, Cianjur, 7 - 15 thn

Lampiran-3 : Alamat e-mail


Untuk berkomunikasi dengan Yayasan Alang-alang dapat menghubungi Karina Maharani, Administrator Manajemen BSB+ Alang-alang , dengan e-mail alang.alang97@yahoo.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar