Minggu, Agustus 02, 2009

Posdaya | Qurrota Ayun Bangkit Membawa Rahmat Bagi Bedahan- Sawangan, Depok

Masjid, di zaman Nabi Muhammad SAW dan keempat sahabatnya tidak hanya menjadi bangunan untuk bershalat berjamaah saja. Semua hal yang menyangkut upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umat di sekeliling masjid juga dirancang dan diorganisasikan di dalamnya. Maka jadilah masjid waktu itu mengurusi sekaligus dua kehidupan umat, yaitu dunia dan akhirat. Tidak hanya bermanfaat bagi segolongan umat saja, tetapi juga bagi seluruh umat tanpa membeda-bedakan asal-muasalnya. Mengapa ? Karena Nabi dan para sahabatnya selalu merujuk pada kalimat Allah bahwa siapapun manusia yang bertakwa harus berlaku adil kepada siapa saja.


Demikian pula jamaah Masjid Qurotta Ayun di Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok. Pada Juli 2009 yang lalu mereka meningkatkan fungsi masjidnya sehingga menjadi basis bagi pemberdayaan warga sejahtera agar peduli memberdayakan warga prasejahtera. Jamaah sepakat untuk mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat paling tidak dalam 7 kegiatan yaitu : 1) peduli mengurusi posyandu tempat berkunjung ibu hamil, balita dan lansia miskin, 2) mengusahakan pemberian insentif kepada guru honor, 3) mengusahakan beasiswa bagi anak miskin, 4) kerja bakti siswa sekolah untuk meningkatkan kebersihan lingkugan dan kerukunan, 5) mengusahakan pendidikan anak usia dini (PAUD) terutama bagi kalangan balita miskin, 6) usaha kecil untuk pendukung kegiatan posyandu dan 7) koperasi yang melibatkan warga miskin dan sebagian sisa hasil usahanya dialokasikan untuk kaum prasejahtera.

Apa yang dilakukan pada bulan Juli 2009 tersebut tidak terjadi begitu saja. Awalnya pada tahun 2007, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Yayasan TatangNana mengintroduksikan konsep dan praktek posdaya (pos pemberdayaan keluarga) berbasis masjid kepada jamaah Masjid Qurota Ayun,. Kepada jamaah masjid pada waktu itu, Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid yang dikomandani Soleh Kusmana memperkenalkan sistem pendataan, perhitungan biaya, realisasi dan pelaporan program pemberian makanan sehat tambahan bagi ibu hamil, balita dan lansia miskin dengan melibatkan peran masyarakat sejahtera selaku tim pelaksana dan donatur.

Waktu dengan cepat berlalu, dan terakhir pada bulan Juli 2009 itulah, Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid, berdasarkan amanah dari Yayasan Damandiri, kembali datang untuk melanjutkan program percontohan posdaya ke berbagai kegiatan pemberdayaan lainnya. Dan tanpa rintangan, 7 (tujuh) kegiatan percontohan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dicantumkan di atas berhasil dilaksanakan.

Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sejahtera agar peduli masyarakat prasejahtera yang menjadi pengunjung Posyandu Anggrek II di RW-04, Tim Teknis melakukan penyegaran kembali konsep dan praktek yang tahun 2007 pernah diintroduksikan. Kali ini selama 3 bulan kepada 226 jiwa (26 bumil, 126 balita dan 74 lansia) diberikan contoh makanan sehat tambahan dengan harapan dapat segera menggugah hati kaum sejahtera di lingkungan sekitar agar ikut memberikan kontribusinya.

Untuk kegiatan pemberdayaan siswa sekolah agar peduli kebersihan dan agar rukun di antara sesama mereka, pada bulan Juli 2009 juga telah dilaksanakan program gotong royong yang dilakukan di 3 sekolah, yaitu di Yayasan Bina Sejahtera (Kamis, 11 Juli 2009), Yayasan Raudlatul Ulum (Sabtu, 13 Juli 2009) dan Yayasan Darul Quran (Minggu, 14 Juli 2009). Sementara itu gotong royong bergantian antar beberapa sekolah secara bersama baru pada tahap perintisan.

Untuk program PAUD, Tim Teknis Posdaya dibantu fasilitator BSB/PAUD dari Yayasan Alang-alang Ciawi Bogor mengintroduksikan konsep dan pengalaman berpraktek serta berbagai paket bermain sambil belajar kepada PAUD Saadatul Ummahat, Kel Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok. Selain memberikan pembinaan kepada para guru di PAUD tersebut, fasilitator juga memberikan contoh pembimbingan langsung kepada para anak didik.

Dalam program pemberdayaan masyarakat agar peduli kepada siswa miskin, diberikan contoh pemberian beasiswa selama 3 bulan kepada 170 siswa (SD, SMP, SMA, SMK) yang tidak mampu (antara Rp 15.000,- s/d Rp 70 ribu per orang). Berbeda dengan umumnya program beasiswa, dalam program ini setiap siswa penerima beasiswa – sesuai dengan jenjang pendidikannya- diberdayakan dengan cara memberikan tanggung jawab yang berkaitan dengan kebersihan sekolah. Diharapkan dengan cara inilah akan terbentuk budaya ”tangan di atas”, bukan ”tangan di bawah”.

Sementara itu dalam program pemberdayaan masyarakat agar peduli kepada guru honorer, diberikan contoh pemberian honor kepada 8 orang guru di 3 sekolah selama 3 bulan @ Rp 125 ribu. Dalam hal ini sebagai umpan baliknya, setiap guru yang diberi honor tambahan diwajibkan memonitor siswa-siswa prasejahtera yang diberi beasiswa. Sekali lagi dengan tujuan untuk membentuk budaya ”tangan di atas”.

Selanjutnya untuk membantu kader posyandu agar dapat mengongkosi posyandunya, mereka telah dilatih cara memproduksi sabun cair pencuci piring. Menurut rencana mereka akan memproduksi dan menjual barang tersebut dengan harga yang lebih rendah daripada harga produk sejenis yang sudah ada di pasaran namun dengan kualitas yang sama sehingga menguntungkan warga miskin. Dengan cara inilah, selain meringankan beban rakyat miskin, para kader juga akan memperoleh keuntungan yang dapat digunakan untuk keperluan posyandu.

Dan akhirnya untuk memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi, para jamaah sepakat untuk menghidupkan koperasi dengan visi dan misi yang diperbarui, yaitu menyertakan kepentingan warga miskin dalam kegiatan dan pembagian sisa hasil usaha. Diharapkan dengan aktifnya koperasi, selain mendapatkan dana abadi untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat prasejahtera, warga masyarakat juga dapat melakukan kegiatan simpan-pinjam, memperoleh logistik (sembako) dengan harga murah serta dapat mengkoordinasikan produksi dan pemasaran produk-produk hasil warga setempat.

Itulah beberapa jenis ibadah sosial jamaah Masjid Qurrota Ayun sebagai upaya untuk menjadikan masjidnya membawa rahmat bagi semesta alam, khususnya alam sekitar Bedahan Sawangan Depok. ”Semoga bergulir dan menggiring keberdayaan seluruh masjid di sekitarnya” Demikian harapan seorang warga yang mengikuti langsung kegiatan ini kepada Mariberposdaya.

Bogor, 2 Agustus 2009.

Jon Posdaya/Sastrawan Batangan

Catatan :

1) Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid terdiri dari : Tim Ababil (Soleh Kusmana, Hadiyono, Totok Soegiharto, Denny Sandyaputra, Heriyadi Priatna, Moch Endi Firdaus), Tim Hud-hud (Arief Muttaqien, Diaz Genaldy, Iza Akmariza, Yayan Aliyana, Iip Syarif Hidayat, Eeng Hendarusman), Tim BSB (Bermain Sambil Belajar) Plus Alang-alang (Anna Effana, Ismadi Dwiansyah, Karina Maharani, Nova Agnesha, St. Wullanifah, Nuralfianti, St. Huzaemah).
2) Informasi mengenai kegiatan dapat diperoleh dari Bapak Zaid Jayadi / DKM Qurrota Ayun, Bedahan-Sawangan, Depok.



2 komentar:

  1. selayaknya masjid juga berfungsi untuk menampung dan melokalisir segala perbedaan yang marak terjadi di masyarakat, menyerahkan perbedaan tersebut kepada ahlinya sehingga konflik dapat terhindarkan. Program pengajian mesti ditingkatkan, misalnya dalam bentuk pembahasan dua buah hadits yang terkesan kontradiksi padahal merupakan satu kesatuan yang utuh. hal ini sangat penting demi terciptanya persatuan ummat Islam, khususnya di wilayah masjid Qurrota Ayun

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum
    Pak, apakah saya boleh minta kontak ketua posdaya? Mau tanya-tanya seputar posdaya hehe terima kasih
    Ini alamat email saya:
    Nilampusparuspatti@gmail.com

    BalasHapus