Minggu, Agustus 23, 2009

Cegah ‘Sudah Jatuh Tertimpa Tangga’ Dengan Beasiswa & Pemberdayaan Siswa Miskin

0 komentar

Peluncuran Program Posdaya Berbasis Masjid Baitul Mukmin, Kelurahan Citerep, Kecamatan Ciruas, Serang, Banten

Marilah di bulan Ramadhan ini kita evaluasi, apakah kepedulian kita selama ini sudah sampai kepada mereka yang termasuk golongan orang miskin yang tidak minta-minta dan tidak mendapatkan bagian sebagaimana disebutkan oleh Tuhan Semesta Alam dalam firmanNya : ’Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bahagian ’ (QS 51 : 19).


Sudah Jatuh Tertimpa Tangga ?

“Sudah jatuh tertimpa tangga pula”, itulah peribahasa yang populer digunakan masyarakat untuk menggambarkan peristiwa kemalangan yang datang bertubi-tubi. Dan inilah pula - yang kalau kita mau mengamatinya - terjadi pada anak miskin (prasejahtera) sehingga peribahasa itu bisa kita kembangkan menjadi “sudah miskin bodoh pula, mana mungkin mereka bisa berprestasi ?”

Mengapa terjadi demikian ? Sederhana jawabnya, yaitu jika orang tua miskin, maka umumnya anak-anak mereka kekurangan gizi sehingga cenderung bodoh. Karena bodoh maka mereka bersekolah di sekolah yang “kurang bermutu” karena sekolah yang “bermutu” tak mau mengambil resiko menampung orang “bodoh”. Kalaupun mereka masuk sekolah bermutupun, sekolah mereka jarang yang memberi beasiswa kepada anak “tidak berprestasi”. Beasiswa seringkali diberikan kepada anak yang dinilai pintar, bukan bodoh. Dan akhirnya kalaupun lulus, anak-anak yang termasuk kategori demikian, ya lulus apa adanya. Lantas bekerjapun juga apa adanya. Kalau pun tidak semuanya, ya terjadilah pengangguran.

Mereka adalah bagian masyarakat yang termarjinalkan yang seringkali dihinggapi perasaan putus asa dalam memahami hidupnya. Karena keputusasaan inilah, mereka gampang sekali diiming-imingi setan dengan mimpi kehidupan ”surga” di tempat lain. Karena mimpi indah itulah setan berhasil menggiring mereka untuk berbuat nekad yang berbentuk kekerasan kepada lingkungan dan atau membunuh dirinya sendiri. Rusak lingkungan dan rusak diri sendiri, itulah yang terjadi. Inilah yang disebut orang sebagai kenyataan yang terjadi akibat adanya ”lingkaran kemiskinan-kebodohan” di mana orang yang berada di dalamnya susah sekali keluar darinya.

Apakah kita hanya memperhatikan anak yang berprestasi saja ? Apakah kita yang termasuk kategori manusia yang sejahtera hanya berdiam diri saja ? Walaupun di sekolah sudah ada BOS dan bebas SPP, namun siapakah yang memikirkan gizi, buku, seragam anak-anak yang termasuk kategori miskin itu ?

Kepedulian Masjid Baitul Mukmin, Ciruas, Serang

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Mukmin, di Ciruas, Serang yang menyadari bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat berjamaah saja, telah melaksanakan program penanganan siswa miskin ini per Juli 2009. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan Yayasan Damandiri melalui Program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Berbasis Masjid.

Dalam kegiatan ini, kepada 115 orang siswa miskin diberikan beasiswa yang berkisar antara Rp 20 ribu sampai dengan Rp 75 ribu per bulan selama 3 bulan dengan distribusi sebagai berikut :

  • TK Khoerunnas Ciruas, Jl. Raya Serang - Jakarta Km. 09 Kubangawan Ciruas, 10 orang
  • TK PGRI Ciruas, Jl. Cipta Yasa Kp. Tegal Jetak Ds. Citerep Kec. Ciruas Kab. Serang - Banten 42182, 10 orang
  • SDN Ciruas I, Ds. Citerp Kec. Ciruas - Serang, 10 orang
  • SD Khoerunnas, Jl. Raya Serang - Jakarta Km. 09 Kubangawan Ciruas, 10 orang
  • SDN Tegal Jetak, Jl. Cipta Yasa Kp. Tegal Jetak Ds. Citerep Kec. Ciruas Kab. Serang - Banten 42182, 15 orang
  • SD IT Ibadurrahman, Jl. Kubangawan No. 81 Ciruas - Serang, 10 orang
  • MTs Assalam, Jl. Cipta Yasa Kp. Tegal Jetak Ds. Citerep Kec. Ciruas Kab. Serang - Banten 42182, 10 orang
  • SMPN I Ciruas, Jl. Raya Serang - Jakarta Km. 07 , 10 orang
  • SMP Putra Bangsa, Jl. Raya Jakarta Km. 09 Ciruas 42182, 10 orang
  • SMA Putra Bangsa , Jl. Raya Jakarta Km. 09 Ciruas 42182, 10 orang
  • SMK Putra Bangsa , Jl. Raya Jakarta Km. 09 Ciruas 42182, 10 orang

Setiap siswa yang diberi beasiswa diberi tanggung jawab untuk menjaga kebersihan. Untuk siswa sampai dengan kelas 5 SD bertanggung jawab atas kebersihan kelasnya. Sedang untuk siswa kelas 6 SD sampai dengan SMA bertanggung jawab atas kebersihan halaman sekolahnya masing-masing. Kemudian untuk memantaunya, beberapa guru honor (guru yang masih belum permanen) juga dilibatkan dalam kegiatan. Kepada masing-masing guru honor (yang umumnya berhonor kecil) ini juga diberikan dana santunan selama 3 bulan.

Sementara itu untuk meningkatkan rasa persaudaraan siswa antar sekolah sehingga mengurangi kemungkinan tawuran, juga dilaksanakan program gotong royong siswa yang diikuti oleh sekitar 340 siswa (per sekolah rata-rata 40 siswa) dari sekolah-sekolah yang siswanya mendapatkan beasiswa tersebut di atas. Secara bergantian, 340 siswa tersebut bekerjabakti membersihkan setiap sekolah secara bergilir. Jadwal kegiatan gotong royong - yang dikoordinasikan oleh Humaidi SE (Koordinator Beasiswa Posdaya) - ini adalah sebagai berikut:

  • 24-Jul-09, SMPN I Ciruas
  • 31-Jul-09, SMP Putra Bangsa
  • 7-Aug-09, SDN Ciruas I
  • 2-Oct-09, SD Khoerunnas
  • 9-Oct-09, SDN Tegal Jetak
  • 16-Oct-09, MTS Assalam
  • 23-Oct-09, SD IT Ibadurrahman
  • 30-Oct-09, SMA dan SMK Putra Bangsa
  • 6-Nov-09, SMPN I Ciruas
  • 13 Nop 20009, SMP Putra Bangsa
  • 20-Nov-09, SDN Ciruas I
  • 4-Dec-09, SD Khoerunnas

Khusus gotong royong antar TK yang dikoordinasikan oleh Kholis Yati (Kepala TK Khoirunnas Ciruas) dan Yuniami (Kepala TK PGRI Ciruas) dijadwalkan sbb :

  • 23-Jul-09, TK PGRI Ciruas
  • 30-Jul-09, TK Khoirunnas Ciruas
  • 6-Aug-09, TK PGRI Ciruas
  • 13-Aug-09, TK Khoirunnas Ciruas
  • 7-Oct-09, TK PGRI Ciruas
  • 15-Oct-09, TK Khoirunnas Ciruas

Pemberdayaan Masyarakat Secara Total

Selain kegiatan memberikan beasiswa untuk siswa miskin, melaksanakan gotong royong siswa antar sekolah, memberikan santunan untuk guru honor, Program Posdaya Berbasis Masjid di Masjid Baitul Mukmin, Kelurahan Citerep, kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang ini juga melakukan kegiatan peduli posyandu (dengan memberikan contoh makanan bergizi kepada 11 orang ibu hamil, 101 orang balita dan 53 orang lansia miskin di Posyandu Flamboyan), bimbingan teknis PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak miskin dan pemberdayaan koperasi agar memberikan kontribusinya untuk menangani warga miskin.






Semua kegiatan tersebut di atas selama 3 bulan difasilitasi oleh Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid dengan dana yang berasal dari Yayasan Damandiri. Setelah 3 bulan, kegiatan tersebut diharapkan akan ditangani langsung dan didanai oleh masyarakat setempat atau oleh warga tempat lain yang berasal atau mempunyai kaitan dengan wilayah Ciruas, Serang dibawah koordinasi Masjid Baitul Mukmin yang dalam hal ini diketuai oleh H Amin Isro. Untuk mempermudah proses operalih inilah maka Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid menyusun petunjuk teknis (juknis) yang dapat digunakan oleh para pengelola berikutnya. Semoga.

Sastrawan Batangan/Jon Posdaya/Sri Posdayawati, 23 Agustus 2009

Catatan :

  • Kader Posyandu Flamboyan, pelaksana Pemberian Contoh Makanan Bergizi terdiri dari : Ny. Roliyah, Ketua; Ny. Rosita, sekretaris; Ny. Faujah, Bendahara; Ny. Sukmanah, Anggota; Ny. Rumituningsih, Anggota
  • Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid terdiri dari : Tim Ababil (Soleh Kusmana, Hadiyono, Totok Soegiharto, Denny Sandyaputra, Heriyadi Priatna, Moch Endi Firdaus), Tim Hud-hud (Arief Muttaqien, Diaz Genaldy, Iza Akmariza, Yayan Aliyana, Iip Syarif Hidayat, Eeng Hendarusman), Tim BSB (Bermain Sambil Belajar) Plus Alang-alang (Anna Effana, Ismadi Dwiansyah, Karina Maharani, Nova Agnesha, St. Wullanifah, Nuralfianti, St. Huzaemah)
  • Informasi mengenai kegiatan Posdaya Berbasis Masjid di Masjid Baitul Mukmin, Ciruas, Serang, dapat diperoleh dari Bapak H Amin Isro (Ketua PPBM Baitul Mukmin), Humaidi SE (Koordinator Beasiswa Posdaya),



Baca selanjutnya.....

Minggu, Agustus 02, 2009

Posdaya | Qurrota Ayun Bangkit Membawa Rahmat Bagi Bedahan- Sawangan, Depok

2 komentar

Masjid, di zaman Nabi Muhammad SAW dan keempat sahabatnya tidak hanya menjadi bangunan untuk bershalat berjamaah saja. Semua hal yang menyangkut upaya untuk meningkatkan kesejahteraan umat di sekeliling masjid juga dirancang dan diorganisasikan di dalamnya. Maka jadilah masjid waktu itu mengurusi sekaligus dua kehidupan umat, yaitu dunia dan akhirat. Tidak hanya bermanfaat bagi segolongan umat saja, tetapi juga bagi seluruh umat tanpa membeda-bedakan asal-muasalnya. Mengapa ? Karena Nabi dan para sahabatnya selalu merujuk pada kalimat Allah bahwa siapapun manusia yang bertakwa harus berlaku adil kepada siapa saja.


Demikian pula jamaah Masjid Qurotta Ayun di Kelurahan Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok. Pada Juli 2009 yang lalu mereka meningkatkan fungsi masjidnya sehingga menjadi basis bagi pemberdayaan warga sejahtera agar peduli memberdayakan warga prasejahtera. Jamaah sepakat untuk mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat paling tidak dalam 7 kegiatan yaitu : 1) peduli mengurusi posyandu tempat berkunjung ibu hamil, balita dan lansia miskin, 2) mengusahakan pemberian insentif kepada guru honor, 3) mengusahakan beasiswa bagi anak miskin, 4) kerja bakti siswa sekolah untuk meningkatkan kebersihan lingkugan dan kerukunan, 5) mengusahakan pendidikan anak usia dini (PAUD) terutama bagi kalangan balita miskin, 6) usaha kecil untuk pendukung kegiatan posyandu dan 7) koperasi yang melibatkan warga miskin dan sebagian sisa hasil usahanya dialokasikan untuk kaum prasejahtera.

Apa yang dilakukan pada bulan Juli 2009 tersebut tidak terjadi begitu saja. Awalnya pada tahun 2007, Yayasan Damandiri bekerja sama dengan Yayasan TatangNana mengintroduksikan konsep dan praktek posdaya (pos pemberdayaan keluarga) berbasis masjid kepada jamaah Masjid Qurota Ayun,. Kepada jamaah masjid pada waktu itu, Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid yang dikomandani Soleh Kusmana memperkenalkan sistem pendataan, perhitungan biaya, realisasi dan pelaporan program pemberian makanan sehat tambahan bagi ibu hamil, balita dan lansia miskin dengan melibatkan peran masyarakat sejahtera selaku tim pelaksana dan donatur.

Waktu dengan cepat berlalu, dan terakhir pada bulan Juli 2009 itulah, Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid, berdasarkan amanah dari Yayasan Damandiri, kembali datang untuk melanjutkan program percontohan posdaya ke berbagai kegiatan pemberdayaan lainnya. Dan tanpa rintangan, 7 (tujuh) kegiatan percontohan pemberdayaan masyarakat sebagaimana dicantumkan di atas berhasil dilaksanakan.

Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sejahtera agar peduli masyarakat prasejahtera yang menjadi pengunjung Posyandu Anggrek II di RW-04, Tim Teknis melakukan penyegaran kembali konsep dan praktek yang tahun 2007 pernah diintroduksikan. Kali ini selama 3 bulan kepada 226 jiwa (26 bumil, 126 balita dan 74 lansia) diberikan contoh makanan sehat tambahan dengan harapan dapat segera menggugah hati kaum sejahtera di lingkungan sekitar agar ikut memberikan kontribusinya.

Untuk kegiatan pemberdayaan siswa sekolah agar peduli kebersihan dan agar rukun di antara sesama mereka, pada bulan Juli 2009 juga telah dilaksanakan program gotong royong yang dilakukan di 3 sekolah, yaitu di Yayasan Bina Sejahtera (Kamis, 11 Juli 2009), Yayasan Raudlatul Ulum (Sabtu, 13 Juli 2009) dan Yayasan Darul Quran (Minggu, 14 Juli 2009). Sementara itu gotong royong bergantian antar beberapa sekolah secara bersama baru pada tahap perintisan.

Untuk program PAUD, Tim Teknis Posdaya dibantu fasilitator BSB/PAUD dari Yayasan Alang-alang Ciawi Bogor mengintroduksikan konsep dan pengalaman berpraktek serta berbagai paket bermain sambil belajar kepada PAUD Saadatul Ummahat, Kel Bedahan Kecamatan Sawangan Kota Depok. Selain memberikan pembinaan kepada para guru di PAUD tersebut, fasilitator juga memberikan contoh pembimbingan langsung kepada para anak didik.

Dalam program pemberdayaan masyarakat agar peduli kepada siswa miskin, diberikan contoh pemberian beasiswa selama 3 bulan kepada 170 siswa (SD, SMP, SMA, SMK) yang tidak mampu (antara Rp 15.000,- s/d Rp 70 ribu per orang). Berbeda dengan umumnya program beasiswa, dalam program ini setiap siswa penerima beasiswa – sesuai dengan jenjang pendidikannya- diberdayakan dengan cara memberikan tanggung jawab yang berkaitan dengan kebersihan sekolah. Diharapkan dengan cara inilah akan terbentuk budaya ”tangan di atas”, bukan ”tangan di bawah”.

Sementara itu dalam program pemberdayaan masyarakat agar peduli kepada guru honorer, diberikan contoh pemberian honor kepada 8 orang guru di 3 sekolah selama 3 bulan @ Rp 125 ribu. Dalam hal ini sebagai umpan baliknya, setiap guru yang diberi honor tambahan diwajibkan memonitor siswa-siswa prasejahtera yang diberi beasiswa. Sekali lagi dengan tujuan untuk membentuk budaya ”tangan di atas”.

Selanjutnya untuk membantu kader posyandu agar dapat mengongkosi posyandunya, mereka telah dilatih cara memproduksi sabun cair pencuci piring. Menurut rencana mereka akan memproduksi dan menjual barang tersebut dengan harga yang lebih rendah daripada harga produk sejenis yang sudah ada di pasaran namun dengan kualitas yang sama sehingga menguntungkan warga miskin. Dengan cara inilah, selain meringankan beban rakyat miskin, para kader juga akan memperoleh keuntungan yang dapat digunakan untuk keperluan posyandu.

Dan akhirnya untuk memberdayakan masyarakat di bidang ekonomi, para jamaah sepakat untuk menghidupkan koperasi dengan visi dan misi yang diperbarui, yaitu menyertakan kepentingan warga miskin dalam kegiatan dan pembagian sisa hasil usaha. Diharapkan dengan aktifnya koperasi, selain mendapatkan dana abadi untuk membiayai kegiatan pemberdayaan masyarakat prasejahtera, warga masyarakat juga dapat melakukan kegiatan simpan-pinjam, memperoleh logistik (sembako) dengan harga murah serta dapat mengkoordinasikan produksi dan pemasaran produk-produk hasil warga setempat.

Itulah beberapa jenis ibadah sosial jamaah Masjid Qurrota Ayun sebagai upaya untuk menjadikan masjidnya membawa rahmat bagi semesta alam, khususnya alam sekitar Bedahan Sawangan Depok. ”Semoga bergulir dan menggiring keberdayaan seluruh masjid di sekitarnya” Demikian harapan seorang warga yang mengikuti langsung kegiatan ini kepada Mariberposdaya.

Bogor, 2 Agustus 2009.

Jon Posdaya/Sastrawan Batangan

Catatan :

1) Tim Teknis Posdaya Berbasis Masjid terdiri dari : Tim Ababil (Soleh Kusmana, Hadiyono, Totok Soegiharto, Denny Sandyaputra, Heriyadi Priatna, Moch Endi Firdaus), Tim Hud-hud (Arief Muttaqien, Diaz Genaldy, Iza Akmariza, Yayan Aliyana, Iip Syarif Hidayat, Eeng Hendarusman), Tim BSB (Bermain Sambil Belajar) Plus Alang-alang (Anna Effana, Ismadi Dwiansyah, Karina Maharani, Nova Agnesha, St. Wullanifah, Nuralfianti, St. Huzaemah).
2) Informasi mengenai kegiatan dapat diperoleh dari Bapak Zaid Jayadi / DKM Qurrota Ayun, Bedahan-Sawangan, Depok.



Baca selanjutnya.....