DNA atau gen yang umumnya terdapat dalam inti sel tubuh kita, tidak saja membawa informasi genetik. Ternyata mereka dapat di-on-off-kan (dinyalamatikan) oleh pikiran kita. Pikiran yang positif akan meng-on-kan gen yang bermanfaat dan meng-off-kan gen yang tak bermanfaat. Sebaliknya pikiran negatif akan meng-on-kan gen yang tak bermanfaat dan meng-off-kan gen yang bermanfaat. Apa dampaknya buat kita ?
DNA (Deoxyribo Nucleid Acid atau Asam Deoksiribonukleat), yang jumlahnya puluhan trilyun dalam tubuh manusia, menjadi banyak dikenal di kalangan awam Indonesia karena beberapa tahun terakhir ini media sering mengabarkan bahwa polisi -dalam berbagai kasus - menggunakannya sebagai alat identifikasi tersangka atau korban tindak kriminalitas. Melalui analisa DNA yang materialnya berasal dari rambut, ludah, serpihan kulit, kuku dan bagian-bagian tubuh lainnya, polisi dapat melacak siapa jati diri tubuh tersebut.
Sungguh suatu kemajuan yang sangat luar biasa dalam kehidupan. Namun demikian apakah manfaat DNA, yang jumlahnya puluhan trilyun dalam tubuh manusia, hanya sebatas itu?
Ternyata tidak hanya itu. Dari temuan Dr Kazuo Murakami, ahli genetika ternama dunia yang memperoleh penghargaan Max Planck Researh Award (1990) dan Japan Academy Award (1996) dan kini menjadi professor sebuah universitas ternama di Amerika dan guru besar tamu di universitas di Jepang, disimpulkan bahwa selain menunjukkan kode-kode mengenai adanya kemiripan antara orang tua dan anaknya, penyakit turunan, tingkat IQ dan apa saja yang ada sebagai potensi manusia, DNA juga dapat diperintah oleh pikiran kita sehingga DNA yang sedang off bisa di-on-kan sedangkan yang on bisa diubah menjadi off. Dengan kemampuan pikiran untuk mengonoffkan DNA itu maka penyakit bisa ditekan sementara potensi yang luar biasa bisa ditampilkan.
Ternyata tidak hanya itu. Dari temuan Dr Kazuo Murakami, ahli genetika ternama dunia yang memperoleh penghargaan Max Planck Researh Award (1990) dan Japan Academy Award (1996) dan kini menjadi professor sebuah universitas ternama di Amerika dan guru besar tamu di universitas di Jepang, disimpulkan bahwa selain menunjukkan kode-kode mengenai adanya kemiripan antara orang tua dan anaknya, penyakit turunan, tingkat IQ dan apa saja yang ada sebagai potensi manusia, DNA juga dapat diperintah oleh pikiran kita sehingga DNA yang sedang off bisa di-on-kan sedangkan yang on bisa diubah menjadi off. Dengan kemampuan pikiran untuk mengonoffkan DNA itu maka penyakit bisa ditekan sementara potensi yang luar biasa bisa ditampilkan.
Dari hasil penelitiannya Kazuo Murakami menyimpulkan bahwa faktor-faktor positif seperti kegembiraan, kebahagiaan, kepercayaan dan doa, dapat mengaktifkan gen-gen yang bermanfaat. Sedangkan faktor-faktor negatif, seperti gelisah, depresi, kesedihan, rasa takut dan sakit, dapat menonaktifkan gen-gen yang bermanfaat. Sesuatu yang membuat kita bahagia dapat mengaktifkan gen-gen positif, contohnya menolong orang lain yang kesusahan atau bersilaturahmi. Sebaliknya, trauma psikologis atau pun kesedihan yang mendalam dapat mengaktifkan gen-gen yang merugikan dan mematikan gen-gen positif.
Salah satu eksperimen untuk mempelajari pengaruh dari tawa (sebuah indikasi dari emosi positif) pada gen telah dilakukan tahun 2003 oleh Kazuo Murakami di sebuah perusahaan raksasa Jepang, Yashimoto Kogyo Co. Ternyata tertawa sangat menguntungkan orang-orang yang mengidap diabetes stadium dua karena dapat mempengaruhi tingkat glukosa darah pada. Penelitian tersebut menunjukan bahwa dua puluh tiga gen dapat diaktifkan berkat tertawa. Hasil riset ini membuktikan untuk pertama kalinya bahwa emosi positif dapat memicu tombol ”on” genetik.
Ada tiga faktor yang terlibat dalam pengaktifan gen, yaitu gen itu sendiri, lingkungan, dan pikiran. Banyak orang percaya bahwa ciri-ciri yang diwariskan tidak pernah berubah. Sesuatu kemampuan, misalnya saja kecerdasan atau atletik, memang berkaitan dengan gen. Namun tidak berarti bahwa seseorang sama sekali tidak memiliki kemampuan tersebut. Kemampuan itu telah ada tetapi belum dinyalakan atau belum diaktifkan. Jika semua hambatan dihilangkan dan lingkungan yang sesuai disediakan, maka potensi kita untuk berkembang menjadi tidak terbatas. Berpikir positif– terutama ketika mengalami kesulitan atau mengalami saat-saat buruk– dapat menyalakan gen, merangsang otak dan tubuh untuk memproduksi hormon yang bermanfaat.
Dengan mempelajari hasil riset di atas maka terjawablah alasan mengapa Tuhan Semesta Alam berkali-kali menyuruh manusia untuk berbuat baik. Tak salah lagi dan tak diragukan lagi bahwa semua itu sesungguhnya untuk kebaikan manusia itu sendiri. Sehat dan bahagia selama di dunia dan penuh dengan DNA bermanfaat yang sedang "on" saat dipanggil pulang ke hadiratNya.
Sastrawan Batangan, Bogor, 8 Juli 2009 (http://www.mariberposdaya.blogspot.com)Catatan :
Tulisan ini disajikan untuk membuka wawasan bahwa melakukan kegiatan pemberdayaan yang di antaranya melalui program posdaya bukanlah pekerjaan yang sia-sia karena mempunyai nilai guna yang tinggi bagi kebahagiaan dan pada akhirnya kesehatan .
Referensi :
- The Divine Message of DNA, Arif R / http://www.wahanakebangsaan.org, Juli 2009
- The Divine Message of DNA, http://izmiya.multiply.com, Juli 2009
- The Divine Message of DNA, http://youngmujahidah.multiply.com, Juli 2009
- The Divine Code of Life: Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents (2006), Penulis: Kazuo Murakami, Ph.D. Penerjemah: Winny Prasetyowati, Penyunting: Andityas Prabantoro, Proofreader: Eti Rohaeti, Penerbit terjemahan Indonesia: Mizan, Cetakan V: April 2008 (Cetakan I: Maret 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar