Sabtu, Juli 11, 2009

Posdaya | Tak Usah Cemas : Cegah Flu Babi Dengan Tidak Khawatir Dan Tidak Sedih Hati.

Beberapa bulan terakhir ini pemerintah dan masyarakat seluruh dunia disibukkan oleh “hantu” flu babi. “Hantu” atau sesuatu yang tak terlihat yang semula muncul di Mexico ini kini menerobos Indonesia walaupun pemerintah telah dengan sekuat tenaga mengawasi seluruh pintu masuk ke negeri yang lagi sibuk-sibuknya berpesta demokrasi ini. Seleksi alam sedang berlangsung dan akan terus berlangsung tidak hanya oleh flu babi saja, tetapi oleh banyak kejadian yang dapat mematikan manusia. Siapa yang akan selamat ?

Cemas Akan Menurunkan Kemampuan Cegah


Sang Pencipta & Pemelihara Alam telah menorehkan kalimatnya bahwa bencana telah tertulis sejak sebelum dunia ini dicipta dan tetap akan berlaku sepanjang masa 1). Sementara itu berlaku pula bahwa semua manusia cenderung menuju ke neraka namun Sang Maha Pengasih Penyayang akan menyelamatkan orang yang bertakwa dan membiarkan orang zalim dalam neraka 2).

Bencana bisa datang dengan beragam rupa. Selain bisa berwujud gempa bumi, banjir, tsunami dan gunung meletus, juga bisa berupa penyakit. Penyakit sesungguhnya sudah hadir di sekeliling manusia, namun ia masih sekadar ’mengintip’ calon konsumennya. Begitu kondisi bodi manusia lemah, maka datanglah ia menghampiri.

Kelemahan bodi tidak lepas dari kelemahan kejiwaan. Bodi akan menjadi lemah manakala kecemasan menghinggapi jiwa. Jadi kalau tidak mau dihinggapi penyakit, kecemasan mestinya harus dihilangkan

Mengubah Cemas Menjadi Tidak Khawatir dan Tidak Sedih Hati


Dari berbagai dogma yang kemudian diamati dan diteliti dan ternyata benar, hiburan atau permainan ’pembunuh waktu’ bukanlah penghilang kecemasan yang berjangka panjang. Kecemasan baru akan berganti menjadi ketenteraman dan gembira hati jika badan dan jiwa sedang bersinergi melakukan proses perikemanusiaan.

Melalui proses perikemanusiaan yang dilakukan, apalagi dilakukan sukarela tanpa paksaan, jiwa seakan disuapi dengan ketenteraman dan kegembiraan. Jiwa yang tenteram dan gembira akan mengaktifkan DNA (gen) yang bermanfaat dan menonaktifkan DNA yang mempunyai potensi menimbulkan penyakit sebagaimana diberitakan oleh Dr Kazuo Murakami berdasarkan hasil risetnya 3).

Proses perikemanusiaan – yang setiap agama dan kepercayaan menyuruh para pemeluknya untuk melakukannya 4) – pada intinya adalah memfasilitasi manusia tanpa membedakan latar belakangnya yang membutuhkan pertolongan karena kondisinya yang serba terbatas sehingga miskin dan bodoh. Di antaranya dengan memberikan tambahan gizi kepada balita dan ibu hamil yang miskin (yang terancam kurang gizi sehingga akan bermasalah di masa depan), memberikan honor tambahan kepada guru-guru pada level pendidikan anak usia dini yang miskin, memberikan pelatihan kemandirian yang berketerampilan kepada para kaum miskin, membangun usaha mikro-kecil untuk rakyat miskin, mengaktifkan posyandu agar melaksanakan program posdaya (pos pemberdayaan keluarga), merukunkan para pihak yang sedang bertikai dan sejenisnya. Paling tidak kalau tidak punya uang adalah mendorong orang lain yang mampu agar mau melaksanakannya.

Alhasil, dengan melaksanakan fungsi perikemanusiaan yang sejak lahir sudah inheren dalam tubuh dan jiwa manusia maka cemas akan ancaman sakit, termasuk flu babi, akan sirna. Diganti dengan sesuatu yang menyehatkan, sesuatu yang menjadi modal saat dipanggil pulang olehNya. Itulah jiwa yang tenang 5).

Sastrawan Batangan, 11 Juli 2009
http://www.mariberposdaya.co.cc

Catatan : Tulisan ini sengaja disajikan untuk meningkatkan spirit untuk memberdayakan yang sejahtera dan yang prasejahtera agar menuju kehidupan yang lebih sejahtera melalui berbagai kegiatan yang salah satu di antaranya adalah program posdaya.

Referensi :

  1. QS 57:22
  2. QS 19:71-71
  3. The Divine Code of Life: Awaken Your Genes & Discover Hidden Talents (2006), Penulis: Kazuo Murakami, Ph.D. Penerjemah: Winny Prasetyowati, Penyunting: Andityas Prabantoro, Proofreader: Eti Rohaeti, Penerbit terjemahan Indonesia: Mizan, Cetakan V: April 2008 (Cetakan I: Maret 2007)
  4. Injil : Lukas: 6:46; Yakobus 1:22, Yakobus 2:17; Yakobus 2:24, Johanes 15: 12, Amsal 14:31, Markus 12 : 30-31, Roma 15 : 1 -5, Roma 14 : 17 – 19, Matius 5 : 7, 16, Filipi 2 : 1- 11; Weda, S. Mucaya 139; Sabda Budha dalam Dhammapada, 19, 20; Sabda Khong Fu Cu dalam Kitab Suci Susi, Tengah Sempurna Bab Utama; Sabda Lao Ze, 604 SM dalam Kitab Suci Taoisme, Too Tik Keng
  5. QS 89:27-30.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar