Model ”Murah-Meriah-Strategis”
Pemberdayaan Umat
Berbasis
Metode Cepat Paham Kitabullah
Pemberdayaan Umat
Berbasis
Metode Cepat Paham Kitabullah
Arief Muyadi, yang terkesan “bodor” alias “ngebanyol” karena punya talenta mampu meramu berbagai cerita humor sehingga suasana – termasuk saat presentasi - menjadi hidup, segar dan tak membosankan, saat ini banyak dikenal berbagai kalangan. Terutama komunitas yang mempelajari Kitabullah dengan metode cepat berdasarkan Al Quran dan Al Hadits serta mereka yang kemudian mewujudkan pemahaman itu dalam kegiatan nyata berupa memberi dan mendorong orang lain untuk memberi, yang di antaranya – karena dianggap sangat prioritas di bumi persada Nusantara dewasa ini – adalah melalui posdaya.
Sewaktu pada suatu kesempatan ”MariBerposdaya” ketemu dan menanyakan seluk beluk metode itu dan apa kaitannya dengan berbuat baik yang salah satu di antaranya melalui posdaya, Arief – yang dikaruniai 1 isteri, 2 anak, 1 menantu dan 1 cucu serta bermukim tak jauh dari Istana Bogor ini - mengatakan : ”Jika mau tahu, ikuti saja beberapa presentasi saya atau mitra saya”.
MariBerposdaya yang sepakat lantas melihat agenda kegiatan Arief dan mitranya. ”Amboi padat amat skedul pak Arief dan mitra-mitranya ini ”, kata salah satu jurnalis “MariBerposdaya”. Dan memang benar, kalau tidak presentasi di Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur atau Bandung, Arief – dan juga para mitranya - sering ke Kalimantan, Sumsel, Lampung dan Jambi. Atau bisa jadi pergi ke Jateng dan Jatim. Kesemuanya dalam rangka menemui mitranya untuk bersama-sama mempelajari Al Quran sekaligus menggerakkan posdaya di setiap lokasi yang dikunjungi.
Metode Pemahaman
Setelah MariBerposdaya mengikuti beberapa kali presentasi Arief (dia tak mau disebut berdakwah) akhirnya dapat disimpulkan bahwa seseorang akan makin cepat memahami Al Quran bilamana dia berupaya memahaminya dengan cara mengikutii tatakrama yang sudah disebutkan Allah dalam Al Quran yang tentunya juga dilaksanakan oleh para nabi, termasuk Nabi Muhammad saw. Beberapa yang fundamental dalam metode ini adalah :
- Allah menyatakan bahwa DiriNya menciptakan alam semesta dan manusia tidak dengan dan tujuan main-main
- Al Quran menyatakan bahwa tugas manusia adalah sebagai kalifatullah dengan bekal Al Quran sebagai pedoman hidup dan masing-masing saat mati nantinya akan bertanggung jawab atas dirinya masing-masing.
- Karena mati bisa terjadi kapan saja, maka oleh Allah diperingatkan agar manusia yang beriman segera kembali ke Al Quran – yang dilupakan oleh sebagian besar manusia – agar manusia yang beriman itu tidak menyesal saat kematian datang, di mana di dalam pengertian kembali ini terdapat aktivitas untuk membaca, mempelajari, memahami, melaksanakan, mensyiarkan dan melestarikan Al Quran
- Dengan melaksanakan peringatan Allah itu, manusia akan terhindar dari godaan syaitan dan iblis yang memang telah diberi otorisasi untuk menggoda manusia dan karena itu manusia yang dulunya berasal dari sesuatu yang tidak bisa disebut akan menjadi manusia mulia.
- Al Quran menyatakan bawa suatu ayat dalam Al Quran akan dijelaskan oleh ayat lainnya sehingga bisa dimengerti dengan mudah oleh manusia yang mau memperhatikan dan melaksanakan ayat-ayat itu
- Al Quran menjelaskan bahwa sebelum membaca Al Quran, baik Al Quran besar maupun Al Quran kecil, seseorang harus mohon perlindungan terlebih dulu pada Allah agar terhindar dari bisikan dan godaan syetan /iblis yang memang telah mendapat lisensi untuk menggoda manusia
- Agar manusia mendapat petunjuk, Allah menyatakan bahwa sebelum membaca Al Quran perlu memohon petunjuk kepada Allah dan menyebut asma Allah yang Maha Pemurah
- Selama membaca Al Quran, Allah menyarankan untuk pelahan-lahan, tidak tergesa-gesa (karena tergesa-gesa adalah sifat iblis)
- Setelah membaca Al Quran, sesuai petunjuk Allah, orang yang membacanya perlu melakukan sebanyak mungkin perbuatan baik – seperti apa yang dibacanya - secara kontinyu karena Allah berjanji akan menjelaskan ayat-ayat tersebut apabila sesorang melaksanakan apa yang dibacanya
- Orang yang telah memahami suatu ayat Al Quran perlu dan bahkan harus mensyiarkan apa yang telah dipahaminya itu kepada orang lain dengan cara menjelaskan hikmahnya serta dengan pelajaran yang baik tanpa memaksakan dan tanpa meminta upah apapun
- Proses berikutnya adalah berulang kali melakukan proses-proses tersebut di atas karena itulah yang akan melestarikan Al Quran
Berbuat Baik & Posdaya
Sebagaimana tercantum dalam firman Allah, perbuatan baik harus ditujukan kepada seluruh umat tanpa memandang apa latar belakangnya dengan prioritas orang miskin / tidak mampu, baik yang meminta-minta maupun yang tidak mendapatkan bagian. Sementara di surat lain dicantumkan bahwa yang bisa membawa keluar seseorang dari suatu keadaan, miskin misalnya, adalah orang yang miskin itu sendiri. Itu berarti bahwa siapapun manusia tidak bisa membuat orang lain keluar dari kemiskinan kalau orang miskin itu tidak memberdayakan dirinya sendiri. Dengan demikian yang bisa dilakukan oleh seseorang yang bertakwa adalah mendorong dan memfasilitasi orang miskin agar yang bersangkutan memberdayakan dirinya.
Sebagaimana tercantum dalam firman Allah, perbuatan baik harus ditujukan kepada seluruh umat tanpa memandang apa latar belakangnya dengan prioritas orang miskin / tidak mampu, baik yang meminta-minta maupun yang tidak mendapatkan bagian. Sementara di surat lain dicantumkan bahwa yang bisa membawa keluar seseorang dari suatu keadaan, miskin misalnya, adalah orang yang miskin itu sendiri. Itu berarti bahwa siapapun manusia tidak bisa membuat orang lain keluar dari kemiskinan kalau orang miskin itu tidak memberdayakan dirinya sendiri. Dengan demikian yang bisa dilakukan oleh seseorang yang bertakwa adalah mendorong dan memfasilitasi orang miskin agar yang bersangkutan memberdayakan dirinya.
Mengapa salah satu bentuk perbuatan baik dilakukan melalui posdaya ? Arief, yang dianugerahi kemampuan untuk merangkai ayat-ayat Allah di luar kepala sehingga apa yang dibahas menjadi mudah dicerna oleh hadirin yang menyimaknya, menyatakan bahwa :
- Program posdaya – yang awalnya diperkenalkan oleh Prof Dr Haryono Suyono – bertujuan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia dan salah satu metode untuk mencapainya adalah melalui pendekatan per keluarga
- Dalam hal ini setiap keluarga perlu memberdayakan dirinya agar peduli 8 fungsi keluarga yaitu agama, budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan keluarga, kesehatan dan reproduksi, pendidikan, ekonomi dan lingkungan
- Karena kemiskinan dan kebodohan diderita oleh sebagian besar orang miskin maka untuk mewujudkan kedelapan fungsi keluarga itu dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara perlu ada kesinergian antar masyarakat sejahtera agar mereka peduli dan sayang kepada masyarakat prasejahtera.
- Memberikan Contoh Makanan Sehat (CMS) gratis kepada masyarakat prasejahtera khususnya ibu hamil, anak-anak Bawah Lima Tahun (Balita) dan orang tua Lanjut Usia (Lansia)
- Memberikan pendidikan kepada anak usia dini (Usia Bawah Lima Tahun) dan anak Usia Remaja (Usia Bawah 17 Tahun) dengan metoda Bermain Sambil Belajar (BSB)
- Memberikan dana gratis untuk mengerjakan kerja bakti membersihkan dan merawat sekolah antar siswa sekolah tingkat SD, SLTP dan SLTA agar sejak dini sudah terlatih dan terbiasa bersilaturahmi, bergotong royong dan tolong menolong sesama rakyat Indonesia agar dapat mewujudkan Persatuan Indonesia
- Memberikan beasiswa kepada keluarga prasejahtera pada tingkat Balita, SD, SLTP dan SLTA.
- Memberikan pelatihan gratis kepada para pengusaha kecil (warung Posdaya) di bidang administrasi pergudangan, kebersihan, keuangan, pemasaran dan kemitraan agar bertambah sejahtera
- Memberikan modal kerja kepada serikat dagang warung warga Posdaya untuk mensejahterakan para anggota dan masyarakat prasejahtera
- Memberikan pengobatan dan perawatan gratis kepada masyarakat prasejahtera melalui kemitraan dengan rumah sakit, apotik dan para dokter yang bertakwa.
“Karena itulah…….., Kata Arief, yang di masa mudanya pernah menjadi test driver di sebuah perusahaan mobil di Jepang, “….. ada korelasi antara pemahaman Al Quran dengan posdaya. Di mana dalam pemahaman dinyatakan bahwa (a) Bukti bahwa seseorang telah bertakwa adalah memberi dan menganjurkan atau mendorong orang lain untuk memberikan sebagian harta yang dimilikinya kepada fakir miskin (b) Orang miskin tidak bisa ditolong namun mereka sendirilah yang akan memberdayakan dirinya agar menjadi tidak miskin. Nah posdayalah yang dapat menjadi salah satu wahana bagi kaum sejahtera untuk berkiprah menerapkan pemahaman itu dengan cara memfasilitasi keberdayaan orang yang tidak mampu”
“Contohnya adalah kalau ada seorang menginfakkan uangnya sebesar Rp 100 ribu apa yang bisa dilakukan ? Kalau mau gampang dan tidak bersistem, ya berikan saja kepada setiap orang miskin yang lewat yang kalau nilai uangnya besar seringkali datang berebutan. Nah dalam program posdaya justru dana itu dapat disalurkan via posyandu yang telah berposdaya ditempatnya masing-masing. Bisa dipakai untuk tambahan makanan bergizi bagi ibu hamil dan balita miskin dan bisa pula untuk beasiswa untuk anak-anak orang miskin” Kata Arief.
“Kalau punya Rp 5 juta bagaimana ? Wah kalau itu bisa dipakai untuk mancing warga 1 RW untuk berposdaya. Maksudnya, dengan dana sebesar itu, suatu wilayah yang warganya belum peduli kepada masyarakat miskin dapat diberi contoh selama 5 bulan @ Rp 1 juta yang dirupakan makanan bergizi (dengan asumsi di situ ada 400 balita/ibu hamil dan lansia yang paket gizinya masing-masing bernilai Rp 2.500,-). Setelah 5 bulan masyarakat sejahtera di wilayah itulah yang kemudian akan menggantikannya dengan cara urunan. Dan kalau kegiatan warga tersebut terus berkelanjutan maka kepedulian akan menjadi tradisi bagi warga di situ. Bayangkan kalau ini terjadi di seluruh Indonesia, apa Indonesia 20 tahun ke depan tidak panen anak pintar ? Karena pintar alias tidak bodoh, kekufuran berkurang dan sejahteralah bangsa ini...” Kata Arief menambahkan.
Arief juga memberikan contoh lainnya yaitu seperti apa yang dilakukan pasangan suami isteri Asiaaf K Utomo dan Melati di Ciawi. Mereka memberdayakan dirinya yang sejahtera untuk menyelenggarakan program BSB (bermain sambil belajar) bagi anak –anak yang masih kecil dan anak sekolah di luar waktu sekolahnya. Kepada mereka, pasangan suami isteri dibantu oleh beberapa instruktur yang dibiayai oleh kedua pasangan itu sendiri , mengajarkan agar tidak hanya hafal ayat dalam bahasa Arab tapi mengerti artinya dan bisa mempraktekkannya setelah melakukan beberapa games simulasi. Diharapkan di masa depan, anak-anak yang semula miskin itu menjadi produktif, mandiri, sosial dan religius. "Dan Alhamdulilah,.."Kata Arief, " BSB tsb banyak dikunjungi oleh insan-insan yang terketuk hatinya untuk melakukan hal yang sama"
Ternyata dengan memahami dan kemudian mengikuti metoda yang dipakai Arief ini – di mana tiap orang membaca sendiri-sendiri Al Quran dan mereka yakin bahwa Allahlah yang akan langsung menjelaskannya bilamana ia melaksanakan apa yang ada di dalamnya - banyak orang yang merasa cocok. Karena merasa cocok itulah maka banyak orang makin rajin mempelajari Al Quran dan Al Hadits secara mandiri dan makin rajin pula untuk berbuat yang positif yang di antaranya melalui posdaya. Mereka membuktikan sendiri bahwa pemahaman itu ternyata memang berkorelasi langsung dengan perbuatan baik.
Proses Memperoleh Metoda Pemahaman Cepat
Bagaimana awalnya Arief mendapatkan metoda ”ayat dijelaskan ayat ” ini ? Arief menyatakan bahwa metode ayat dijelaskan ayat ini sesungguhnya sudah lama diperkenalkan di IAIN. Metode lainnya adalah ayat dijelaskan akal, ayat dijelaskan hadits. Hanya saja metode ayat dijelaskan ayat kurang populer.
Sementara kalau akal yang berperan sehingga banyak timbul penafsiran, maka seringkali tafsir-tafsir itulah yang justru akan bertabrakan. Sementara itu kalau ayat dijelaskan hadits ada persoalan untuk mencari hadits yang sahih dan tidak semua hadits sesuai dengan tempat dan perkembangan zaman. Jadi bagaimana ? Utamanya adalah ayat dijelaskan ayat di mana hikmah ayat ini akan terus sesuai dengan tempat dan perkembangan zaman, sambil mencari hadits yag sahih dan sesuai zaman dan tempat serta menggunakan akal. Jadi semuanya dipakai di mana yang lebih dominan tentunya ayat dijelaskan ayat. Dengan cara inilah kita tidak menafsirkan hanya mempelajari ayat-ayat yang dijelaskan oleh ayat-ayat lainnya sehingga pemahaman menjadi komprehensif.
”Karena itulah .........,” Kata Arief yang pernah sekolah di berbagai SMA (karena nakal, pihak sekolah menyatakan tak sanggup ”mendidiknya” sehingga Arief terpaksa pindah ke sekolah lain), lalu Fakultas Teknik Pertanian IPB (lulus 1979, angkatan “Antime”), ”... Saya tidak menafsirkan Al Quran, apalagi ngarang. Sebab semuanya itu ada dalam Al Quran sebagaimana dibaca oleh banyak orang. Seharusnya banyak ahli kitab tahu tentang metode ini, Mungkin Allah berkehendak demikian karena kebenaran Al Quran selalu datang belakangan alias tidak instan”.
Berbuat Baik Adalah Wujud Takwa
Pada awalnya dulu Arief, yang pernah bekerja di Astra Graphia, Trakindo Utama, Coca Cola, Ika Muda dan Medco Inti Dinamika ini, mempraktekkan ”berbuat baik adalah wujud bertakwa” dengan caranya sendiri. Namun setelah ketemu kawan-kawannya yang berpandangan sama maka bersinergilah mereka untuk bersama-sama melakukan kegiatan sosial. Berupa antara lain : beasiswa anak miskin, sunat masal, santunan guru, posyandu, pesantren ramadhan, dll. Dalam perjalanannya, pada tahun 1987, mereka terpaksa membentuk yayasan yang mereka namakan Yayasan Indonesia Selamat Sejahtera (disingkat Yassin). Mengapa terpaksa ? Rupanya mereka seringkali dicurigai oleh rezim pemerintah waktu itu melalui Dinas Sospol yang ada di setiap kota/kabupaten.
” Waktu itu kalau ada orang mau menyumbang ke sekolah atau RT/RW sering diberondong serentetan pertanyaan antara lain dari mana sumber duitnya, anda dari golongan mana dan sebagainya. Repotlah...padahal uang itu hasil urunan dari kawan-kawan. Maka dengan terpaksa yayasan didirikan. Untungnya notarisnya ngasih gratis ....” Kata Arief.
Walaupun mendirikan yayasan, Arief dan kawan-kawan sepakat untuk tidak membesarkan yayasan tetapi setiap personil yang bergabung dalam yayasan diharapkan menjadi ”maksos” alias makelar sosial, yaitu perantara antara orang mampu dengan orang tidak mampu. Dengan maksos ini akan terkumpul data orang miskin yang bisa ditawarkan kepada orang lain sehingga terbentuklah ”bursa mustahik” yang disingkat Bumus. Kegiatan Maksos dan Bumus itu bisa dikerjakan dengan mudah oleh masing-masing anggota yayasan.
Mengapa yayasan tidak perlu dibesarkan ? Arief dan kawan-kawan tidak mau kebebanan ongkos operasional, birokratisasi dan kemungkinan timbulnya kekisruhan antar orang setelah yayasan besar. Yang penting, kata mereka, jiwa semangat Indonesia peduli prasejahtera terus menggelinding ke semua anak bangsa.
Komitmen arief secara pribadi untuk bersinergi tanpa harus membesarkan yayasan rupanya terus berlanjut saat ia bersama keluarganya mendirikan Yayasan Tatang Nana (YTN), milik keluarga keturunan Tatang Nana (almarhum Tatang Nana adalah pemegang saham PT Jakarta Beverage Bottling Company, pabrik pembotolan Coca Cola di Jakarta). Yayasan ini sampai dengan akhir 2008 yang lalu banyak bermitra dengan berbagai pihak. Di antaranya sebagai tim teknis sewaktu YAMP melaksanakan Posdaya Berbasis Masjid. Sementara Arief sendiri pernah bermitra dengan ESQ untuk mengisi kegiatan alumni ESQ karena ESQ belum memiliki materi untuk para alumninya tsb
Buku-buku
Arief – yang termasuk golongan orang tekun - sudah sejak lama rajin menyusun ayat-ayat sehingga membentuk topik yang kemudian dibukukan. Beberapa di antaranya malahan telah menjadi standar pelatihan bagi mitra-mitra yang mengikuti metode cepat itu. Beberapa judul buku yang disusun Arief (dia tak mau disebut pengarang) adlah :
“Kalau punya Rp 5 juta bagaimana ? Wah kalau itu bisa dipakai untuk mancing warga 1 RW untuk berposdaya. Maksudnya, dengan dana sebesar itu, suatu wilayah yang warganya belum peduli kepada masyarakat miskin dapat diberi contoh selama 5 bulan @ Rp 1 juta yang dirupakan makanan bergizi (dengan asumsi di situ ada 400 balita/ibu hamil dan lansia yang paket gizinya masing-masing bernilai Rp 2.500,-). Setelah 5 bulan masyarakat sejahtera di wilayah itulah yang kemudian akan menggantikannya dengan cara urunan. Dan kalau kegiatan warga tersebut terus berkelanjutan maka kepedulian akan menjadi tradisi bagi warga di situ. Bayangkan kalau ini terjadi di seluruh Indonesia, apa Indonesia 20 tahun ke depan tidak panen anak pintar ? Karena pintar alias tidak bodoh, kekufuran berkurang dan sejahteralah bangsa ini...” Kata Arief menambahkan.
Arief juga memberikan contoh lainnya yaitu seperti apa yang dilakukan pasangan suami isteri Asiaaf K Utomo dan Melati di Ciawi. Mereka memberdayakan dirinya yang sejahtera untuk menyelenggarakan program BSB (bermain sambil belajar) bagi anak –anak yang masih kecil dan anak sekolah di luar waktu sekolahnya. Kepada mereka, pasangan suami isteri dibantu oleh beberapa instruktur yang dibiayai oleh kedua pasangan itu sendiri , mengajarkan agar tidak hanya hafal ayat dalam bahasa Arab tapi mengerti artinya dan bisa mempraktekkannya setelah melakukan beberapa games simulasi. Diharapkan di masa depan, anak-anak yang semula miskin itu menjadi produktif, mandiri, sosial dan religius. "Dan Alhamdulilah,.."Kata Arief, " BSB tsb banyak dikunjungi oleh insan-insan yang terketuk hatinya untuk melakukan hal yang sama"
Ternyata dengan memahami dan kemudian mengikuti metoda yang dipakai Arief ini – di mana tiap orang membaca sendiri-sendiri Al Quran dan mereka yakin bahwa Allahlah yang akan langsung menjelaskannya bilamana ia melaksanakan apa yang ada di dalamnya - banyak orang yang merasa cocok. Karena merasa cocok itulah maka banyak orang makin rajin mempelajari Al Quran dan Al Hadits secara mandiri dan makin rajin pula untuk berbuat yang positif yang di antaranya melalui posdaya. Mereka membuktikan sendiri bahwa pemahaman itu ternyata memang berkorelasi langsung dengan perbuatan baik.
Proses Memperoleh Metoda Pemahaman Cepat
Bagaimana awalnya Arief mendapatkan metoda ”ayat dijelaskan ayat ” ini ? Arief menyatakan bahwa metode ayat dijelaskan ayat ini sesungguhnya sudah lama diperkenalkan di IAIN. Metode lainnya adalah ayat dijelaskan akal, ayat dijelaskan hadits. Hanya saja metode ayat dijelaskan ayat kurang populer.
Sementara kalau akal yang berperan sehingga banyak timbul penafsiran, maka seringkali tafsir-tafsir itulah yang justru akan bertabrakan. Sementara itu kalau ayat dijelaskan hadits ada persoalan untuk mencari hadits yang sahih dan tidak semua hadits sesuai dengan tempat dan perkembangan zaman. Jadi bagaimana ? Utamanya adalah ayat dijelaskan ayat di mana hikmah ayat ini akan terus sesuai dengan tempat dan perkembangan zaman, sambil mencari hadits yag sahih dan sesuai zaman dan tempat serta menggunakan akal. Jadi semuanya dipakai di mana yang lebih dominan tentunya ayat dijelaskan ayat. Dengan cara inilah kita tidak menafsirkan hanya mempelajari ayat-ayat yang dijelaskan oleh ayat-ayat lainnya sehingga pemahaman menjadi komprehensif.
”Karena itulah .........,” Kata Arief yang pernah sekolah di berbagai SMA (karena nakal, pihak sekolah menyatakan tak sanggup ”mendidiknya” sehingga Arief terpaksa pindah ke sekolah lain), lalu Fakultas Teknik Pertanian IPB (lulus 1979, angkatan “Antime”), ”... Saya tidak menafsirkan Al Quran, apalagi ngarang. Sebab semuanya itu ada dalam Al Quran sebagaimana dibaca oleh banyak orang. Seharusnya banyak ahli kitab tahu tentang metode ini, Mungkin Allah berkehendak demikian karena kebenaran Al Quran selalu datang belakangan alias tidak instan”.
Berbuat Baik Adalah Wujud Takwa
Pada awalnya dulu Arief, yang pernah bekerja di Astra Graphia, Trakindo Utama, Coca Cola, Ika Muda dan Medco Inti Dinamika ini, mempraktekkan ”berbuat baik adalah wujud bertakwa” dengan caranya sendiri. Namun setelah ketemu kawan-kawannya yang berpandangan sama maka bersinergilah mereka untuk bersama-sama melakukan kegiatan sosial. Berupa antara lain : beasiswa anak miskin, sunat masal, santunan guru, posyandu, pesantren ramadhan, dll. Dalam perjalanannya, pada tahun 1987, mereka terpaksa membentuk yayasan yang mereka namakan Yayasan Indonesia Selamat Sejahtera (disingkat Yassin). Mengapa terpaksa ? Rupanya mereka seringkali dicurigai oleh rezim pemerintah waktu itu melalui Dinas Sospol yang ada di setiap kota/kabupaten.
” Waktu itu kalau ada orang mau menyumbang ke sekolah atau RT/RW sering diberondong serentetan pertanyaan antara lain dari mana sumber duitnya, anda dari golongan mana dan sebagainya. Repotlah...padahal uang itu hasil urunan dari kawan-kawan. Maka dengan terpaksa yayasan didirikan. Untungnya notarisnya ngasih gratis ....” Kata Arief.
Walaupun mendirikan yayasan, Arief dan kawan-kawan sepakat untuk tidak membesarkan yayasan tetapi setiap personil yang bergabung dalam yayasan diharapkan menjadi ”maksos” alias makelar sosial, yaitu perantara antara orang mampu dengan orang tidak mampu. Dengan maksos ini akan terkumpul data orang miskin yang bisa ditawarkan kepada orang lain sehingga terbentuklah ”bursa mustahik” yang disingkat Bumus. Kegiatan Maksos dan Bumus itu bisa dikerjakan dengan mudah oleh masing-masing anggota yayasan.
Mengapa yayasan tidak perlu dibesarkan ? Arief dan kawan-kawan tidak mau kebebanan ongkos operasional, birokratisasi dan kemungkinan timbulnya kekisruhan antar orang setelah yayasan besar. Yang penting, kata mereka, jiwa semangat Indonesia peduli prasejahtera terus menggelinding ke semua anak bangsa.
Komitmen arief secara pribadi untuk bersinergi tanpa harus membesarkan yayasan rupanya terus berlanjut saat ia bersama keluarganya mendirikan Yayasan Tatang Nana (YTN), milik keluarga keturunan Tatang Nana (almarhum Tatang Nana adalah pemegang saham PT Jakarta Beverage Bottling Company, pabrik pembotolan Coca Cola di Jakarta). Yayasan ini sampai dengan akhir 2008 yang lalu banyak bermitra dengan berbagai pihak. Di antaranya sebagai tim teknis sewaktu YAMP melaksanakan Posdaya Berbasis Masjid. Sementara Arief sendiri pernah bermitra dengan ESQ untuk mengisi kegiatan alumni ESQ karena ESQ belum memiliki materi untuk para alumninya tsb
Buku-buku
Arief – yang termasuk golongan orang tekun - sudah sejak lama rajin menyusun ayat-ayat sehingga membentuk topik yang kemudian dibukukan. Beberapa di antaranya malahan telah menjadi standar pelatihan bagi mitra-mitra yang mengikuti metode cepat itu. Beberapa judul buku yang disusun Arief (dia tak mau disebut pengarang) adlah :
- Pancasila
- Kerukunan Antar Umat Beragama
- Rintangan hidup manusia
- Modul Pemahaman Al Quran Berdasarkan Al Quran dan Al Hadits (Tingkatan Pemahaman Al Quran, Tatakrama Membaca Al Quran, Kiat Mempelajari Al Quran, Kiat Memahami, Kiat Melaksanakan, Kiat Syiar dan Kiat Melestarikan)
- Kiat Berbuat Baik
- Kiat Mengatasi Rintangan Hidup
- Kiat Bertobat
- Kiat Bersabar
- Kiat Syiar dll
Yang Mengajar & Yang Diajar, Dua-duanya Tidak Minta Upah
Banyak orang belajar melalui Arief namun dia tak mau menyebut orang yang belajar itu sebagai murid. Kata Arief : ”Kalau ada guru dan ada murid apalagi di bidang pemahaman agama, nantinya selalu ada pengkultusan”. Oleh karena itu Arief menyebut orang yang menjadikannya sebagai narasumber sebagai ”mitra”. Tetapi luar biasa, kalau jumlah mitra ini dihitung jumlahnya sudah ratusan ribu. Beberapa mitranya adalah lulusan IAIN, uztad dan ustadzah yang kondang, pengusaha ternama, artis dan birokrat. Bahkan ada beberapa mitranya yang kemudian menjadi fasilitator pengajian beberapa pejabat tinggi negara. Disebut fasilitator karena yang bersangkutan berkeberatan disebut ustadz.
Banyak orang belajar melalui Arief namun dia tak mau menyebut orang yang belajar itu sebagai murid. Kata Arief : ”Kalau ada guru dan ada murid apalagi di bidang pemahaman agama, nantinya selalu ada pengkultusan”. Oleh karena itu Arief menyebut orang yang menjadikannya sebagai narasumber sebagai ”mitra”. Tetapi luar biasa, kalau jumlah mitra ini dihitung jumlahnya sudah ratusan ribu. Beberapa mitranya adalah lulusan IAIN, uztad dan ustadzah yang kondang, pengusaha ternama, artis dan birokrat. Bahkan ada beberapa mitranya yang kemudian menjadi fasilitator pengajian beberapa pejabat tinggi negara. Disebut fasilitator karena yang bersangkutan berkeberatan disebut ustadz.
Dalam kaitan proses belajar-mengajar ini Arief memberikan kiatnya berdasarkan apa yang dia dapatkan dari Al Quran : ” Yang pertama, kalau yang mengajar dan yang diajar sama-sama tidak minta upah, insya Allah petunjuk datang. Yang kedua kalau mau aman dari kemungkinan datangnya iblis pengkultusan, seorang kiyai yang bijak akan membikin muridnya nggak seneng sama dia dengan tujuan semata-mata untuk menghindari kultus itu”.
Berkaitan dengan talenta Arief yang bisa menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti, pernah komunitas Badui di Kabupaten Lebak mengundangnya untuk menyelesaikan masalah kerusakan alam, termasuk kerusakan moral. Solusi yang diberikan Arief yang didasarkan Al Quran sesungguhnya sederhana saja yaitu bahwa bencana sudah ditulis dan setiap orang menghampiri neraka. Orang bertakwa akan diselamatkan orang yang tidak bertakwa dibiarkan masuk neraka. Karena itulah berlomba berbuat baik agar selamat dunia – akhirat dan itulah ciri orang bertakwa.
Tidak Tertarik Mendirikan Tapi Ingin Memberdayakan Yang Ada
Mengingat banyak ”murid” atau mitranya itu MariBerposdaya bertanya : ”Apa pak Arief tidak tertarik mendirikan lembaga pendidikan sendiri?”. Apa jawabnya ?
”Kita kan tahu lembaga pendidikan sudah demikian banyak dan tiap hari selalu ada bangunan baru dibangun untuk pendidikan. Yang justru kurang adalah honor untuk guru-gurunya, terutama yang swasta. Minim sekali. Lebih baik enersi diarahkan pada upaya agar masyarakat sejahtera memberdayakan dirinya untuk membantu guru-guru honor mendapatkan tambahan honor sehingga hidupnya lebih sejahtera. Sementara itu kepada lembaga pendidikan yang sudah atau kepada gurunya saya bisa bermitra untuk menyebarkan metode pemahaman dan kegiatan posdaya. Lebih baik bersinergi daripada saya membuat lembaga pendidikan baru” Kata Arief yang telah mewakafkan salah satu rumahnya di Bogor untuk dijadikan kantor para sukarelawan posdaya.
Dalam penyelenggaraan yayasan sosial dan pendidikan swasta, Arief juga memberikan kiat berdasarkan pengalaman prakteknya. Kiatnya adalah : a) pisahkan antara keuangan yayasan dan keuangan rumah tangga, b) bedakan sumbangan dari pihak sponsor menjadi dana operasional, dana zakat -infaq –sodaqoh dan dana takwa dengan sistem pelaporan yang jelas, c) lakukan pengorganisasian kegiatan menjadi 4 bidang yaitu keuangan, pelatihan, posdaya, dan IT, serta d) upayakan pemiliknya melakukan hibah wasiat sebelum mati kepada pewarisnya - yang biasanya lebih dari satu – agar waktu meninggal dunia Insya Allah sudah tak ada lagi masalah.
”Dengan cara seperti itu bila pendiri dan pengelola generasi pertamanya mati maka para penerusnya relatif akan tidak berebutan karena sistemnya sudah jelas” . Kata Arief yang waktu di kampus dulu pernah menjadi ketua senat mahasiswa.
Masa Kecil
Saat ditanya masa kecilnya, maka berceritalah Arief tentang kenakalannya di waktu kecil. ”Saya termasuk orang jahil” Katanya yang dilanjutkan dengan berbagai ceritanya yang konyol, jahil, lucu sehingga yang mendengarnyapun akan tertawa terbahak-bahak.
”Kenakalan saya itu sangat disadari ayah saya...., ”kata Arief, pria berbobot di atas normal yang kecilnya akrab dengan air Ciliwung karena tinggal di Kampung Melayu Kecil sehingga logat betawinya seringkali amat kentara, ”.. Saya nangis setelah belakangan tahu bahwa ternyata orang tua saya sangat memperhatikan diri saya yang bengal. Karena bijak, orang tua saya tidak pernah ngomong langsung kepada saya, Tapi via guru ngaji saya. Guru ngaji itulah yang beberapa tahun yang lalu baru memberi tahu saya setelah lama tak jumpa dan setelah ayah saya tidak ada lagi”.
Jangan Dengar Omongan
Kalau diceritakan masih banyak lagi dari Arief ini, tetapi dia tak mau diceritakan banyak-banyak. ”Sekali lagi ...., katanya, yang justru diperlukan saat ini adalah bukan cerita lagi tetapi aksi nyata langsung dari perintah Tuhan untuk membaca, mempelajari, memahami, melaksanakan, mensyiarkan, melestarikan Al Quran berdasarkan Al Quran dan Al Hadits yang beberapa perintah di dalamnya adalah keharusan manusia untuk segera mengadakan perbaikan dengan berbuat baik dengan tekun, sungguh-sungguh, berkesinambungan kepada seluruh makhluk di alam semesta, termasuk manusia tanpa membeda-bedakan latarbelakangnya. Karena surga adalah milik semua orang takwa, bukan milik golongan tertentu saja sebagaimana juga diterangkan bahwa rasul yang membawa Al Quran diperintahkan untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
”Jangan dengar omongan saya. Sehingga jangan kata Arief. Saya bisa saja salah karena saya adalah manusia tetapi kalimat Allah tidak pernah salah...Saya sangat bahagia kalau orang bicara apalagi berdakwah dengan 100% merujuk Al Quran berdasarkan ayat yang dijelaskan ayat dengan hadits sebagai tambahannya lalu diikuti dengan perbuatan baik yang ditujukan kepada seluruh manusia tanpa pandang latar belakang” Kata Arief.
Tak dapat disangkal bahwa metode cepat pemahaman Al Quran berdasarkan Al Quran dan Hadilts telah menggiring orang untuk harus segera berbuat baik dan berbuat baik yang priotitas karena mudah dan strategis bagi kesejahteraan umat di antaranya adalah melalui posdaya. Itulah sejarah yang pernah diukir oleh Arief Mulyadi melalui metode yang disusun dan kemudian disebarluaskannya.
Dalam penyelenggaraan yayasan sosial dan pendidikan swasta, Arief juga memberikan kiat berdasarkan pengalaman prakteknya. Kiatnya adalah : a) pisahkan antara keuangan yayasan dan keuangan rumah tangga, b) bedakan sumbangan dari pihak sponsor menjadi dana operasional, dana zakat -infaq –sodaqoh dan dana takwa dengan sistem pelaporan yang jelas, c) lakukan pengorganisasian kegiatan menjadi 4 bidang yaitu keuangan, pelatihan, posdaya, dan IT, serta d) upayakan pemiliknya melakukan hibah wasiat sebelum mati kepada pewarisnya - yang biasanya lebih dari satu – agar waktu meninggal dunia Insya Allah sudah tak ada lagi masalah.
”Dengan cara seperti itu bila pendiri dan pengelola generasi pertamanya mati maka para penerusnya relatif akan tidak berebutan karena sistemnya sudah jelas” . Kata Arief yang waktu di kampus dulu pernah menjadi ketua senat mahasiswa.
Masa Kecil
Saat ditanya masa kecilnya, maka berceritalah Arief tentang kenakalannya di waktu kecil. ”Saya termasuk orang jahil” Katanya yang dilanjutkan dengan berbagai ceritanya yang konyol, jahil, lucu sehingga yang mendengarnyapun akan tertawa terbahak-bahak.
”Kenakalan saya itu sangat disadari ayah saya...., ”kata Arief, pria berbobot di atas normal yang kecilnya akrab dengan air Ciliwung karena tinggal di Kampung Melayu Kecil sehingga logat betawinya seringkali amat kentara, ”.. Saya nangis setelah belakangan tahu bahwa ternyata orang tua saya sangat memperhatikan diri saya yang bengal. Karena bijak, orang tua saya tidak pernah ngomong langsung kepada saya, Tapi via guru ngaji saya. Guru ngaji itulah yang beberapa tahun yang lalu baru memberi tahu saya setelah lama tak jumpa dan setelah ayah saya tidak ada lagi”.
Jangan Dengar Omongan
Kalau diceritakan masih banyak lagi dari Arief ini, tetapi dia tak mau diceritakan banyak-banyak. ”Sekali lagi ...., katanya, yang justru diperlukan saat ini adalah bukan cerita lagi tetapi aksi nyata langsung dari perintah Tuhan untuk membaca, mempelajari, memahami, melaksanakan, mensyiarkan, melestarikan Al Quran berdasarkan Al Quran dan Al Hadits yang beberapa perintah di dalamnya adalah keharusan manusia untuk segera mengadakan perbaikan dengan berbuat baik dengan tekun, sungguh-sungguh, berkesinambungan kepada seluruh makhluk di alam semesta, termasuk manusia tanpa membeda-bedakan latarbelakangnya. Karena surga adalah milik semua orang takwa, bukan milik golongan tertentu saja sebagaimana juga diterangkan bahwa rasul yang membawa Al Quran diperintahkan untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
”Jangan dengar omongan saya. Sehingga jangan kata Arief. Saya bisa saja salah karena saya adalah manusia tetapi kalimat Allah tidak pernah salah...Saya sangat bahagia kalau orang bicara apalagi berdakwah dengan 100% merujuk Al Quran berdasarkan ayat yang dijelaskan ayat dengan hadits sebagai tambahannya lalu diikuti dengan perbuatan baik yang ditujukan kepada seluruh manusia tanpa pandang latar belakang” Kata Arief.
Tak dapat disangkal bahwa metode cepat pemahaman Al Quran berdasarkan Al Quran dan Hadilts telah menggiring orang untuk harus segera berbuat baik dan berbuat baik yang priotitas karena mudah dan strategis bagi kesejahteraan umat di antaranya adalah melalui posdaya. Itulah sejarah yang pernah diukir oleh Arief Mulyadi melalui metode yang disusun dan kemudian disebarluaskannya.
Maret 2009
JonPosdaya, SriPosdayawati, SastrawanBatangan
JonPosdaya, SriPosdayawati, SastrawanBatangan
keren abiisss eeeuiich....sama-sama bikin 'silau'
BalasHapusjadi obor terus kang, agar yang lain bisa ngikut untuk berbuat baik sesuai kehendak allah swt.
kapan - kapan boleh dong ikut nebeng ...
Orang yang satu ini amat sangat marah kalo digedein "dianya" bukan programnya. Harap maklum Bunda (bunda siapa nih?, maaf)dia ini memang "konyol". Itu kata orang2 yang kenal dia. Semoga aja perjuangan untuk memberdayakan masyarakat seperti yang jadi cita-citanya dan juga kita bangsa Indonesia kesampean....
BalasHapusAbah Arief ini setau saya misinya membesarkan dan menyebar-luaskan kasih sayang di antara umat manusia...kalau bisa sejagad..tanpa pandang bulu, suku, bangsa, agama...pokoknya berusaha meneruskan visi misi para Rasul untuk mewujudkan ramkhmat bagi alam semesta..dan pantang membesarkan diri sediri dan yayasannya. OKe kita dukuuung...!!!
BalasHapussaya kenal arief yang nakal, sekarang saya kagum dengan program ini....semoga terus menular
BalasHapusHari ini Kang Arief Mulyadi sedang sakit kritis akibat stroke yg kedua. beliau dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Jogyakarta, Dalam kondisi sakit beliau memaksakan diri untuk terus mengajak masyarakat untuk memahami dan mengamalkan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari.....Mari kita doakan yang terbaik untuk beliau.
BalasHapusHari Sabtu tgl 16 Juni 2012 Pukul 22.25 WIB, beliau wafat di RS. Panti Rapih Jogyakarta. Rencana akan dimakamkan di Pemakaman Umum Blender Bogor tgl 17 Juni 2012. (Priyo Waspodo)
BalasHapusSelamat Jalan Bapak/Abah/Kang/Babe Arief..
BalasHapusSampai jumpa di episode selanjutnya,semoga kita di pertemukan dalam 1 gerbong kembali..
Salaamun'alaikum.. Salaamun qaulammirrobbirrohim
Kangen sama Abagj Arief ... googling eh .. nemu web ini ..
BalasHapusArief Mulyadi Tatang Nana..selalu terkenang..
BalasHapus